Sampai di penghujung manakah batas
selera kepuasan seorang manusia? Itulah pertanyaan yang memberikan kepastian
terhadap wilayah sebuah kepuasan setiap manusia. Dengan pertanyaan itulah,
dunia berkembang silih berganti memberikan asas kemanfaatan dalam kepuasan yang
hidup. Kepuasan disusuli kepuasan yang lainnya sampai memperkokoh sebuah
kehidupan.
Lihat saja, sebuah gedung dibangun
tidak berhenti pada fungsi semata tetapi dibangun sampai pada taraf makna. Dari
sebuah makna itulah, sebuah gedung dikenali lebih mendalam dan tertahan dalam
memori seseorang dibandingkan dengan gedung lain yang berdiri tanpa makna.
Ketika seseorang disodori gambar gedung tertentu, seketika itu pula seseorang
menyebutkan nama gedung. Kemudian, terlahirlah bangunan yang mudah dikenali
karena bermakna, seperti gedung DPR, menara Petronas, rumah gadang, rumah
joglo, kampus UI, dan gedung yang lainnya.
Unesa saat ini mulai merambah ke
makna sebuah sarana dengan mempercantik diri yang berdasarkan aksentuasi
tertentu dan memberikan memori tersendiri bagi yang melihatnya. Dunia bentuk
dan fungsi akan dilampaui sampai ke ujung jauh dari sebuah makna di Unesa. Tak
ayal, kelak, makna berbagai sarana di Unesa akan dikenang semua orang hanya
dengan melihat gambarnya atau hanya mendengar namanya semata.
Kantin tidak sekadar bentuk kantin
dan berfungsi untuk melepas dahaga dan lapar semata. Kantin di Unesa memberikan
makna “baseball” yang mengindikasikan buah manis atau olahraga permainan yang
bernuansa kerja sama, kekompakkan, dan persahabatan. Ranunesa tidak sekadar
bentuk tangkapan air dan berfungsi sebagai penampung air tetapi memberikan
makna tertentu bagi yang menikmatinya. Gedung PPG tidak sekadar gedung yang
berfungsi melainkan sebuah gedung yang memberikan aksentuasi tersendiri bagi
yang melihat dan menimkamti gedung tersebut.
Bermain-mainlah sampai ke makna agar
dunia mengakui kekhasan yang dihasilkannya. Makna bangunan akan memberikan arti
yang melebihi dari sebatas bentuk dan fungsi. Untuk itu, teruslah mengisi makna
dalam segala ikhtiar sampai pada terbentuknay sebuah ciri khas. Unesa ke depan
tentu membangun berdasarkan makna yang dimunculkan sehingga memberikan nuansa
tersendiri dari nuansa-nuansa yang pernah ada. 9Suyatno)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar