Oleh Suyatno
Tidak semua kepala sekolah bersahabat dengan guru-gurunya meskipun sebelumnya kepalas ekolah tersebut juga berasal dari guru. Ada kepala sekolah yang menganggap dirinya bos dan guru-guru sebagai pekerja yang harus disuruh-suruh. Ada kepala sekolah yang arogan dengan segala kebijakan berdasarkan kemauannya tanpa dasar apa-apa. Namun, ada kepala sekolah yang sangat bersahabat dengan guru dan selalu memberikan inspirasi untuk mengajar bagi guru-gurunya.
Lalu, bagaimana cara menghadapi penilaian kepala sekolah terhadap guru? Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang bertanggung jawab atas keberlangsungan sekolah. Untuk itu, guru harus menyadari bahwa tugas-tugasnya harus sejalan dengan kebijakan kepala sekolah. Jadi, sangat wajar jika kepala sekolah mengevaluasi guru dan memberikan penilaian baik dan buruk. Evaluasi yang diberikan tersebut tentu bisa mempengaruhi perasaan guru. Namun, alangkah lebih baik jika kekhawatiran terbesar guru tak menjadi kenyataan.
Tetap tenang
Ketika menghadapi penilaian buruk dari kepala sekolah, guru mungkin merasa lemah. Namun usahakan tetap tenang dan dengarkan apa yang atasan katakan, tanpa berusaha defensif. Fokus saja kepada yang dituturkannya. Jika perlu, guru bisa mencatat hal-hal penting yang diutarakannya. Ingat! Sebaiknya simpan sangkalan untuk lain waktu saja. Sebab, itu tak akan menambah nilai positif pandangan kepala sekolah terhadap guru.
Bagaimanapun, jika kepala sekolah selaku atasan sedang marah atau bersikap tak profesional, guru bisa berusaha mengarahkan untuk melihat kembali kepada fakta dan informasi berguna lainnya. Katakan kepada atasan, ”Saya menghargai ketulusan Anda, tapi saya ingin mendapat umpan balik yang konstruktif agar bisa membantu saya menjadi lebih baik.” Sehingga, mengesankan kepada kepala sekolah, guru mengerti letak permasalahannya. Untuk memastikan pula, guru bisa lebih berorientasi pada solusi.
Beraksi, bukan bereaksi
Jika guru merasa lemah, tersudutkan, atau merasa marah, coba ambil waktu lebih lama untuk menilik kembali dan menjawab kritik yang dilontarkan kepala sekolah. Sebagai guru yang profesional sebaiknya guru minta waktu dan kesempatan lain untuk memikirkan kembali segalanya. Jelaskan kepada kepala sekolah, guru butuh waktu 1-2 hari untuk membangun rencana baru sehubungan isu yang dijadikan kritikan.
Kenyataan bahwa Anda akan kembali dengan sejumlah solusi akan membuat atasan lebih mendukung sikap Anda. Namun, usahakan selama kurun waktu itu Anda benar-benar mengerahkan upaya dalam mengumpulkan ide atau solusi yang dibutuhkan secepatnya.
Ingat, perspektif itu subyektif
Anda tak harus menerima setiap kritik atas fakta performa kerja. Bahkan, sebenarnya boleh saja mengabaikan beberapa bagian yang menurut Anda tidak faktual. Nyatakan poin-poin penting dari review yang Anda buat, lalu Anda dapat menolaknya dengan mengatakan, ”Ada beberapa hal dari sudut pandang berbeda yang saya miliki, dan inilah yang sebenarnya terjadi.”
Dengan melakukannya, Anda akan mendapatkan kendali untuk mengarahkan pembicaraan kembali ke poin-poin yang dimiliki. Ini lebih terlihat bijaksana daripada menyerang evaluasi atasan atas kualitas Anda.
Bersikap realistis
Jika memang mendapatkan penilaian buruk dan Anda tidak sepakat, mungkin perlu untuk memutuskan tetap dengan pekerjaan saat ini atau pindah ke perusahaan lain. Jika masih mencintai pekerjaan Anda, sebaiknya terima masukan dan kritik yang diberikan.
Meski Anda tak sepakat dengan evaluasi atasan, namun kebanyakan orang bernyali menganggap pekerjaan ini tak cocok baginya dan mengabaikan instingnya. Jika memang demikian, memutuskan untuk pindah atau mengambil kesempatan lain bisa menjadi jalan keluar. Namun perlu diingat, jangan memutuskan untuk pindah atau menetap hanya karena Anda merasa takut. Toh, Anda membutuhkan semangat dan rasa percaya diri yang tinggi untuk pindah ke tempat kerja baru. Jika takut, Anda tak akan mampu membuat keputusan terbaik demi karier Anda.
Pelajari kesalahan
Ketika memulai pekerjaan baru, mungkin Anda akan merasa amat ketakutan kembali dengan evaluasi pertama. Anda bisa mencegah penilaian buruk dengan membuka komunikasi bersama atasan sejak awal bekerja.
Anda bisa memprediksikan evaluasi kerja dengan meminta atasan atau rekan kerja untuk memberikan umpan balik dan mengecek ulang kinerja Anda. Cari tahu seberapa sering Anda mendapat evaluasi jabatan serta memohon peninjauan kembali secara informal atas proyek besar Anda. Orang yang berkomunikasi secara terbuka sejak awal bekerja, akan mendapatkan umpan balik dari lingkungan kerjanya secara alami. Orang seperti ini lebih mudah melakukan perubahan yang baik, karena banyaknya masukan yang didapat dari orang-orang sekitarnya. Oleh karena itu, jadilah Anda sebagai orang yang pertama melakukannya. (disarikan dari Kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar