Rabu, 20 Mei 2009

Ragam Program Pendidikan Tinggi 2009

Tahun 2009 ini, merupakan tahun terakhir pelaksanaan Renstra 2005-2009. Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) yang telah ditutup oleh bapak Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA pada Rabu malam (25/02) merupakan kesempatan terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk juga dikti untuk memastikan bahwa seluruh target Renstra bisa tercapai dalam satu tahun terakhir ini.

Dikti bersama stakeholder pendidikan tinggi yang diundang, telah melakukan evaluasi program dan capaian kinerja pembangunan pendidikan tinggi tahun 2008. Serta telah menghimpun berbagai masukan untuk penyempurnaan draft renstra Depdiknas 2010-2014, terutama bagian Dikti.

Salah satu hal yang cukup menggembirakan untuk tahun 2009 ini adalah kenaikan anggaran dikti yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan tahun 2008, anggaran pendidikan tinggi untuk 2009 naik menjadi 30.55 persen termasuk PNBP. Jika dikeluarkan PNBP, maka kenaikan anggaran dikti adalah menjadi 37.96 persen. Anggaran dana pendidikan tinggi untuk 2009 ini adalah 18 triliun lebih, yaitu 29,56 persen atau sepertiga dari totalitas anggaran Depdiknas. Pendanaan paling tertinggi, pasti masih berada di Ditjen MPDM, yaitu 39,88 persen dari totalitas.

Kenaikan anggaran ini adalah sebagai indikator atas kesadaran para pengambil keputusan betapa pentingnya posisi pendidikan tinggi dalam pembangunan pendidikan Indonesia. Pendidikan tinggi memiliki peranan penting melahirkan manusia Indonesia yang aktif, mandiri, memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Perubahan paradigma pembangunan di dunia menjadi knowledge-based economic, membuat peranan perguruan tinggi semakin sentral, bukan periperal lagi.

Untuk tahun 2009, dikti memiliki program prioritas nasional, dananya langsung dititipkan ke dalam DIPA perguruan tinggi masing-masing. Perguruan tinggi harus mengalokasikan/memakai dana yang diamanahkan itu sesuai dengan program peruntukannya. Perguruan tinggi penerima dibagi dalam empat kategori yaitu universitas/institut Negeri, Kopertis, Perguruan tinggi bertaraf Internasional, dan politeknik.

Untuk tiga kategori selain kopertis, ada enam program: pertama, kegiatan kewirausahaan mahasiswa; kedua, kegiatan pengembangan minat, bakat, kegiatan akademik dan pengembangan kompetensi mahasiswa; ketiga, langganan e-jurnal; keempat, peningkatan keamanan (safety) keselamatan, kenyamanan, keindahan dan kebersihan kampus; kelima, penghijauan kampus dan dukungan terhadap penghijauan kota/wilayah; keenam, pengembangan unit kegiatan mahasiswa (UKM) (olah raga, seni, KSRPMI, Mapala, Pramuka, Menwa, Pers, Kampus, Kerohanian dll).

Program prioritas nasional untuk kopertis ada tiga, yaitu pertama pengembangan program kewirausahaan Mahasiswa PTS; kedua, pengembangan program akademik dan ketiga, program peningkatan EPSBED serta satu program reguler Kopertis, yaitu peningkatan tupoksi KOPERTIS.

Untuk PTN masing-masing program secara berurutan dengan alokasi dana sebagai berikut 1 milyar, 500 juta, 500 juta, 2 milyar, 500 juta, dan 1 milyar. Total 5,5 Miliar/perguruan tinggi. Sementara itu untuk perguruan tinggi bertaraf internasional, 2 milyar, 500 juta, 1 milyar, 2 milyar, 500 juta, 1 miliar. Total 7 milyar/perguruan tinggi. Politeknik, 500 juta, 500 juta, 500 juta, 1 milyar, 500 juta, dan 500 juta. Total 3,5 miliar.

Sementara itu Kopertis berdasarkan urutan tiga program prioritas nasionalnya mendapatkan masing-masing 1 milyar, 1 milyar, dan 250 juta. Ditambah dengan program peningkatan tupoksi KOPERTIS, sebanyak 3 milyar. Total bagi kopertis 5,25 milyar.

Memperhatikan Program prioritas nasional diatas, maka program kemahasiswaan menjadi perhatian terpenting sesuai dengan komitment bapak Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D, bahwa mahasiswa adalah penentu terpenting dari sukses atau tidaknya suatu perguruan tinggi. sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 ayat (1.c); PP No. 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan; dan Undang-Undang No.9 tahun 2009 tentang BHP, bab VI pasal 46 ayat (2), maka pemerintah mengalokasikan bantuan beasiswa bagi mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu membayar biaya pendidikan.

Alokasi beasiswa bagi mahasiswa pada tahun 2009 diberikan dalam beberapa jenis beasiswa. Pertama Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dengan jumlah total (dalam Rp jutaan), yaitu 321.100. kedua, Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM) dengan jumlah total 350.000. ketiga, Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dengan jumlah total 260.000. keempat, Beasiswa Bantuan Mahasiswa Unggulan (BMU) denga jumlah total 5.000. keseluruahan berjumlah 936.100, mendekati angka satu triliun.

Dikti juga menfasilitasi program Penalaran Mahasiswa dan Program Kreatifitas Mahasiswa. program Penalaran Mahasiswa seperti Kompetisi Karya Tulis Ilmiah, Debat Bahasa Inggris, Oliampiade Internasional, Kompetisi Karya tulis bidang Seni, Kompetisi Karya Tulis Sikap Kritis, Kompetisi Peningkatan Kependulian Sosial, Kompetisi Mahasiswa Berprestasi, dan pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa. Sementara itu, Program Kreatifitas Mahasiswa seperti Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS), Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), Kontes Jembatan Indonesia (KJI), Pagelaran Mahasiswa Tingkat Nasional bidang Informasi dan Telekomunikasi (GEMASTIK), dan Kontes Roket.

Untuk memperpendek waktu penyesuaian lulusan perguruan tinggi memasuki dunia kerja, mendapatkan pengalaman kerja di perusahaan, Dikti juga menfasilitasi program Co-op (cooperative academic Education) di industri/perusahan besar, maupun di UKM-UKM. Selain itu mahasiswa juga harus memiliki karakter dan kecerdasan emosional, maka ada program Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Pesta Seni Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi), Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas), Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pecinta Alam (TWKM Mapala), Temu Bhakti KSR-PMI Unit Perguruan tinggi se Indonesia. Kecerdasan Kinestetik, bagi mahasiswa sangat penting, oleh karena itu Dikti menfasilitasi program Universiade: kegiatan olahraga antara mahasiswa sedunia; World University Championship: kegiatan olah raga singel event yang diselenggarakan oleh FISU sekali dua tahun; Asean University Games atau POM ASEAN dan Pekan Olah Raga Nasional (POMNAS).

Untuk tahun 2009, merupakan (harapannya), tahun “hiruk pikuk” bagi segenap civitas academika, termasuk juga peneliti dan perakayasa di LPND untuk melakukan penelitian, publikasi nasional dan internasional. Tahun 2009 ada kenaikan dana penelitan yang sangat spektakuler dibandingkan dengan tahun 2008. Saat ini dana penelitian mencapai angka satu triliun rupiah untuk totalitas seluruh skim penelitian, termasuk juga hibah penelitian untuk peneliti perekayasa. Ini adalah public expenditure penelitian yang cukup besar. Dan 2/3 dari total anggaran penelitian ini sudah dimasukkan ke DIPA perguruan tinggi.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal pemenuhan kualifikasi akademik minimun dosen dan upaya recharging bagi dosen senior, terus mengembangkan program beasiswa untuk studi S2/S3 dalam dan luar negeri dengan skema BPPS, sandwich program, Program Academic Recharging (PAR), dan program aliansi. Tahun 2009, total beasiswa untuk seluruh skema ini, hampir satu triliun rupiah yaitu 997.671.095.000.

Selain itu dikti melakukan program pengembangan pendidikan seni; Pengembangan Pendidikan Bidang Pertanian; Pengembangan Pendidikan Bidang MIPA; Pengembangan Teachng Hospital; penguatan Politeknik baru Pemda, Penguatan 26 Politeknik, Percepatan pembentukan lembaba pembentukan Internal QA di perguruan tinggi, Peningkatan Mutu dan Relevansi Asosiasi Profesi Mahasiswa dan dikti melakukan Pendidikan S1 guru dalam jabatan dan Pendidikan Profesi Guru.

Banyak lagi program Dikti, kesemuanya masuk dalam tiga pilar pendidikan Departemen Pendidikan Nasional yaitu Pemerataan dan perluasan akses; kedua, mutu, relevansi dan daya saing; ketiga, tata kelola, akuntabilitas dan citra publik. (sumber dikti.co.id)

Tidak ada komentar: