Oleh Suyatno
Garduguru berteriak keras kegirangan karena mendapatkan buku teks bagi pelajaran moral anak didik secara nyata tanpa dari cerita yang diolah gurunya hanya untuk membangun moral. Dari kisah Antasari, Rani, dan Nasrudin, anak didik teramat tahu bahwa ternyata ajaran lama itu benar adanya, yang menyatakan bahwa godaan orang sukses itu adalah tahta, wanita, dan harta. Anak didik akan segera mengambil simpulan bahwa cita-cita akan kandas jika tidak dikawal dengan tegas oleh nurani kemanusiawian.
Entah seperti apa kecantikan Rani Juliani (22 tahun) hingga dapat meluruhkan penalaran seorang ketua KPK dan pengusaha Nasrudin sampai pada tarap kematian. Mungkin Rani di mata orang-orang itu seperti Cleopatra, KenDedes, Marlyin Monrou, Putri Salju, Kajool, atau lainnya yang terbilang cantik. Kecantikan dan kemolekannya sampai mengendus uang miliar rupiah. Tapi, Rani adalah sebuah pelajaran bagi anak didik bahwa kecantikan seseorang dapat melunturkan idealisme, cita-cita, dan tekad yang sebelumnya dicanangkan dalam diri seseorang.
Anak didik perlu tahu bahwa keteladanan seseorang tidak serta merta dapat ditiru dan dijadikan pedoman bagi pendidikan diri. Keteladanan itu perlu diseleksi yang baik-baik saja dan yang buruk dibuang dari kisah seseorang. Kegigihan Antasari dalam melacak dan menyidik koruptor perlu ditiru tapi jangan ditiru kelemahannya di mata kemolekan Rani. Kegigihan Nasrudin dalam berusaha sehingga berhasil perlu ditiru tetapi jangan ditiru perkawinan yang membawa malapetaka. Kecerdasan Rani perlu ditiru tetapi jangan diamini mata jalangnya yang mampu meluluhlantakkan orang lain tanpa mengenal batas norma.
Kisah Antasari, Rani, dan Nasrudin adalah teladan bagi dunia pendidikan bahwa jabatan tidak selamanya aman jika tidak dikawal oleh moral diri yang kuat. Semakin tinggi pohon akan semakin besar angin yang menabraknya. Semakin tinggi jabatan orang akan semakin besar godaannya. Intisari keteladanan tersebut perlu ditanamkan kuat ke anak didik sehingga kelak nanti dapat menjalankan tugas dengan sekuat moralnya.
Kisah tersebut berwal dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif, Antasari Azhar hari Senin diperiksa di Polda Metro Jaya terkait kasus tewasnya Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasarudin Zulkarnain. Nasarudin menghembuskan nafas terakhir setelah diberondong peluru oleh dua pengendara sepeda motor usai bermain golf di lapangan Modernland Kota Tangerang, 14 Maret 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar