Kamis, 03 Februari 2011

Guru di Mata Mbok Siti 96

Aku masih tergiur untuk menumpahkan mata ini ke sekelompok ayam yang sedang bercengkerama di halaman belakang rumah Mbok Siti. Suara riuh bersahutan ramai. Ada induk ayam bergerak ke kanan dan anak-anak ayam turut bergerak ke kanan. Anak ayam yang agak besar saling bergelutan dengan mengangkat kaki sambil melompat. Pertarungan terjadi namun hanya sekejap setelah ayam jago mendekatinya. Dunia ayam sangat ceriah dan menyenangkan.

Aku lontarkan sedikit jagung yang ada di wakul depan dapur Mbok Siti. Tanpa menunggu detik, ayam-ayam berlari mendekat. Mereka riuh berebut jagung. Wah, pokoknya menyenangkan suasana dunia ayam itu.

“Mbok”, panggilku.

“Ada apa anakku?” tanya Mbok Siti sambil mendekatiku.

“Mengapa ayam-ayam itu begitu ceriah?” tanyaku.

“Ya, karena ayam-ayam itu tidak ada yang menganggu, di tempat yang lapang, dan hanya ada sesama jenis hewan, anakku”, jawabnya sambil mengambil jagung untuk ditaburkan di kalangan ayam itu.

“Siswamu juga dapat seceriah itu, anakku”, tambahnya. Siswa dapat ceriah kalau diberikan kesempatan untuk ceriah. Sebaliknya, siswa akan selalu murung kalau suasananya penuh kesedihan dan muram. Siswa yang ceriah akan memberikan perkembangan jiwa, fisik, dan pertemanan yang baik baginya. Kelak, siswa ceriah itu akan menjadi orang yang menggembirakan dunia. Berilah kesempatan bagi siswa, jangan diganggu saat mereka ceriah, beri tempat yang lapang bukan menyesakkan, dan tempatkan mereka dalam suasana seusianya. Jika ada guru yang ingin terlibat dalam dunia anak, dia harus mau dan mampu menjadi anak dalam pikiran, hati, dan jiwanya.

Tidak ada komentar: