Jumat, 04 Desember 2009

Guru di Mata Mbok Siti (64)

Lama juga aku tidak berjumpa dengan Mbok Siti, ya.. mungkin sekitar dua bulan. Rasanya, hati ini seperti lembek tidak berasa. Pagi ini, aku paksakan bertemu Mbok Siti untuk mengeraskan hati dan memberikan rasa dinamis di hati karena Mbok Sitilah tempat yang paling pas untuk itu.

"Wah, ketemu lagi nak", sapa Mbok Siti sebelum aku memarkir sepeda bututku. Rupanya, Simbok yang sederhana dari segala yang sederhana itu tahu kedatanganku sebelumnya. Entah ilmu apa yang dipunyainya.

"Mbok, kok tahu, aku mau datang", jawabku sekenanya.

"Ya tahu, nak", tukas Mbok Siti yang berbaju hitam seperti baju yang dikenakan sebelumnya.

"Mbok tahu karena dorongan kangen kepadamu, nak", tambahnya. Guru akan tahu segala problema siswanya jika didasari oleh rasa kangennya. "Senantiasa, guru harus rindu kepada murid-muridnya bukan malah sebaliknya", kata Mbok Siti sambil mengajakku duduk di teras rumah. Lebih baik, guru rindu kepada muridnya. Dengan begitu, guru akan mewujudkan kerinduan itu dengan usaha untuk mendorong murid.

Tidak ada komentar: