Oleh Suyatno
Cobalah diingat-ingat. Kultur sekolah saat ini apakah sama dengan tahun-tahun sebelumnya atau sekolah zaman dahulu? Rasanya, kultur itu sama dan tidak pernah berubah sedikit pun. Padahal, kepala sekolah silih berganti dan guru juga pergi datang karena pensiun atau mutasi.
Sekolah berkultur sehat biasanya mempunyai aura yang menyenangkan. Para siswa asyik belajar dengan motivasi tinggi. Ada gairah di tubuh siswa, guru, dan lingkungannya. Siapa saja yang datang ke sekolah selalu merasakan kegembiraan dan keasyikan. Prestasi siswa membumbung. Gaya ngajar guru mengasyikkan. Sentuhan kepala sekolah sangat humanistis.
Sebaliknya, sekolah berkultur sakit selalu ditandai oleh aura sekolah yang menakutkan. Kepala sekolah ortodok. Siswa malas belajar. Guru monoton. Ketegangan selalu muncul di setiap waktu. Prestasi sekolah tidak ada. Isinya mengeluh dan merana. Selalu menyalahkan pihak lain jika terdapat teguran.
Sudah waktunya, sekolah bergeser dan berubah dari kultur sakit ke kultur sehat. Howard Gardner menyebutkan bahwa sekolah sehat ditandai oleh kekuatan etis, keberlangsungan disiplin, kemampuan mensintesis, kebiasaan merespek, Kehadiran dinamika sekolah. Sekolah sehat berarti berkultur sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar