Berikut ini perbedaan metode ceramah dengan metode permainan
• Memori seseorang akan lebih lama merekam sesuatu jika dia pernah mengalaminya, dibandingkan hanya dengan membaca/ mendengarkan. Memori dalam hal ini tidak sekedar proses, namun juga refleksi/ evaluasi terhadap suatu praktik/ simulasinya. Confuciuspun berujar,” Saya mendengar dan saya melupakannya. Saya melihat dan saya akan mengingatnya. Saya melakukan, maka saya akan mengerti,”
• Pada dasarnya, seseorang senang bermain. Sering kali, makin tua seseorang, dia (tanpa disengaja) makin berpikir dirinya tidak pantas lagi untuk bermain. Ketika bermain, kita bisa melepaskan segala beban pemikiran kita dan berkonsentrasi dalam permainan. Hal ini menyebabkan permainan bisa digeluti secara fisik dan nonfisik, hal yang bagus untuk penyampaian sebuah ide/ materi.
• Dalam menyelesaikan suatu dinamika, tidak banyak waktu untuk berandai – andai atau memperdebatkan suatu teori/ teknik. Tantangan di depan mata, waktu terus bergulir, sementara dinamika harus diselesaikan dengan maksimal. Dibandingkan dengan penyelesaian soal teori di kelas, kita bisa lama berandai–andai, bahkan bisa sampai berdebat kusir panjang lebar. Kemampuan melihat dan memahami dinamika/tantangan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya penyelesaiannya.
• Metode simulasi/ praktik/ bermain dapat menjadi selingan yang menyegarkan bagi mereka yang dalam keseharian lebih banyak menerima materi melalui cara ceramah/ membaca. Sesuatu yang baru/ lain pasti akan menarik perhatian, sesuatu yang menarik perhatian biasanya akan lebih berkesan.
• Dinamika kelompok menuntut seorang peserta berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat mengasah kepekaan dan toleransi terhadap (ide/ pendapat) orang lain. Kemampuan berkomunikasi juga sangat menentukan dalam keberhasilan proses dinamika.
Jumat, 25 Juni 2010
Guru dan Pubertas Anak
Jangan terkejut ketika anak yang selama ini dianggap masih kecil mulai memiliki ketertarikan seksual atau menunjukkan beberapa perilaku seksual. Itu hal yang normal dan sebaiknya orangtua mempersiapkan anak menghadapi pubertas.
Pubertas membawa perubahan fisik dan emosi yang cukup dramatis, yang mungkin saja menakutkan bagi anak-anak yang belum siap.
Anak bisa tenang ketika anggota keluarga mulai menyadari perubahan dalam diri mereka. Bicara tentang bagaimana kau merasa dan bagaimana mengatasi situasi rumit seperti menstruasi atau mimpi basah perlu dilakukan agar anak tidak kaget menghadapi pubertas.
Seperti dilansir dari Better Health Channel, Rabu (23/6/2010), pada usia sekolah dasar, perilaku-perilaku tertentu yang muncul bisa berupa:
1. Anak merasa malu bila telanjang di depan orang tua mereka.
2. Anak mulai berkumpul dengan teman sesama jenisnya, dan mulai mengeluhkan 'gangguan anak perempuan' dan 'gangguan anak laki-laki' ketika membicarakan lawan jenis.
3. Permainan yang dilakukan bisa berupa permainan ciuman atau memerankan pernikahan.
4. Anak-anak penasaran mengenai perbedaan gender, hubungan seksual dan kehamilan. Dan mereka juga mulai membicarakan topik ini di antara mereka sendiri dengan berbagai tingkatan tertentu.
5. Permainan gender yang dimulai di awal masa kanak-kanak, seperti bermain 'dokter-dokteran', bisa saja terus berlanjut karena anak-anak usia ini tertarik untuk mengetahui lebih.
Bagaimana mempersiapkan anak menghadapai pubertas?
1. Mulailah pembicaraan mengenai pubertas saat anak berusia 9 tahun.
2. Bila Anda merasa tidak yakin atau tidak jelas mengenai perubahan pubertas, cari tahulah.
3. Gunakan alat-alat seks edukasi yang sesuai dengan usia, seperti buku, untuk menjelaskan pada anak Anda mengenai perubahan yang akan mereka alami.
4. Anak-anak perempuan bisa mulai menstruasi mereka saat usia 8 tahun. Pastikan kalau mereka tahu apa yang harus dilakukan. Tunjukkan padanya seperti apa itu pembalut. Semakin mendekatnya waktu, sediakan pembalut dalam kemasan kecil di tas mereka.
5. Anak lelaki perlu tahu mengenai ereksi dan mimpi basah yang tidak diinginkan, sebelum hal ini terjadi, sehingga kejadian ini tidak mengagetkan mereka.
6. Beritahu para anak perempuan mengenai perubahan pubertas laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Selain masalah pubertas, anak juga mendapat informasi mengenai hubungan seksual agar tidak salah langkah. Hal-hal yang sebaiknya anda lakukan dalam berbicara dengan anak mengenai topik seksual ini antara lain:
1. Jangan tunggu anak anda untuk bertanya. Jika usia anak anda sudah mencapai 10 tahun, tetapi mereka belum pernah menanyakan apapun pada anda, namapaknya rasa malu membuatnya berhenti pada poin ini.
2. Beberapa anak mungkin merasa lebih sederhana saat usia 6 tahun dan mungkin menginginkan keleluasaan pribadi di kamar mandi. Hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk membuatnya yakin kalau mereka bisa mengatakan 'tidak' atas apa yang tidak mereka inginkan.
3. Masturbasi adalah hal normal dan sehat
untuk anak-anak dan bisa saja sudah terjadi jauh sebelum masa pubertas dimulai. Yang perlu diketahui anak-anak, masturbasi adalah suatu hal yang dilakukan secara pribadi.
4. Banyak orang tua yang mulai membicarakan tentang kehamilan ketika anak mereka masih berusia pra-sekolah. Tentunya, sangat penting untuk memulai pembicaraan ketika usia mereka 8 atau 9 tahun. Jika anak Anda belum pernah bertanya, Anda bisa mulai dengan pertanyaan, 'Pernahkah kau bayangkan bagaimana kau lahir?'. Cari kesempatan untuk memulai pembicaraaan, contohnya menggunakan buku atau mengomentari saudara yang sedang hamil.
5. Beberapa anak perempuan akan mulai berkembang dadanya dan berakhir pada usia 8 tahun. Pada usia 9 tahun, mulai bercakap-cakap dengan laki-laki dan perempuan mengenai pertumbuhan dan perubahan tubuh.
6. Pastikan anak Anda tahu pada siapa mereka bisa bicara mengenai hal memalukan. Beritahukan padanya, ke mana mereka harus bertanya bila mereka membutuhkan bantuan orang dewasa, di saat mereka segan untuk mendatangi Anda.
(ir/ir)
Pubertas membawa perubahan fisik dan emosi yang cukup dramatis, yang mungkin saja menakutkan bagi anak-anak yang belum siap.
Anak bisa tenang ketika anggota keluarga mulai menyadari perubahan dalam diri mereka. Bicara tentang bagaimana kau merasa dan bagaimana mengatasi situasi rumit seperti menstruasi atau mimpi basah perlu dilakukan agar anak tidak kaget menghadapi pubertas.
Seperti dilansir dari Better Health Channel, Rabu (23/6/2010), pada usia sekolah dasar, perilaku-perilaku tertentu yang muncul bisa berupa:
1. Anak merasa malu bila telanjang di depan orang tua mereka.
2. Anak mulai berkumpul dengan teman sesama jenisnya, dan mulai mengeluhkan 'gangguan anak perempuan' dan 'gangguan anak laki-laki' ketika membicarakan lawan jenis.
3. Permainan yang dilakukan bisa berupa permainan ciuman atau memerankan pernikahan.
4. Anak-anak penasaran mengenai perbedaan gender, hubungan seksual dan kehamilan. Dan mereka juga mulai membicarakan topik ini di antara mereka sendiri dengan berbagai tingkatan tertentu.
5. Permainan gender yang dimulai di awal masa kanak-kanak, seperti bermain 'dokter-dokteran', bisa saja terus berlanjut karena anak-anak usia ini tertarik untuk mengetahui lebih.
Bagaimana mempersiapkan anak menghadapai pubertas?
1. Mulailah pembicaraan mengenai pubertas saat anak berusia 9 tahun.
2. Bila Anda merasa tidak yakin atau tidak jelas mengenai perubahan pubertas, cari tahulah.
3. Gunakan alat-alat seks edukasi yang sesuai dengan usia, seperti buku, untuk menjelaskan pada anak Anda mengenai perubahan yang akan mereka alami.
4. Anak-anak perempuan bisa mulai menstruasi mereka saat usia 8 tahun. Pastikan kalau mereka tahu apa yang harus dilakukan. Tunjukkan padanya seperti apa itu pembalut. Semakin mendekatnya waktu, sediakan pembalut dalam kemasan kecil di tas mereka.
5. Anak lelaki perlu tahu mengenai ereksi dan mimpi basah yang tidak diinginkan, sebelum hal ini terjadi, sehingga kejadian ini tidak mengagetkan mereka.
6. Beritahu para anak perempuan mengenai perubahan pubertas laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Selain masalah pubertas, anak juga mendapat informasi mengenai hubungan seksual agar tidak salah langkah. Hal-hal yang sebaiknya anda lakukan dalam berbicara dengan anak mengenai topik seksual ini antara lain:
1. Jangan tunggu anak anda untuk bertanya. Jika usia anak anda sudah mencapai 10 tahun, tetapi mereka belum pernah menanyakan apapun pada anda, namapaknya rasa malu membuatnya berhenti pada poin ini.
2. Beberapa anak mungkin merasa lebih sederhana saat usia 6 tahun dan mungkin menginginkan keleluasaan pribadi di kamar mandi. Hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk membuatnya yakin kalau mereka bisa mengatakan 'tidak' atas apa yang tidak mereka inginkan.
3. Masturbasi adalah hal normal dan sehat
untuk anak-anak dan bisa saja sudah terjadi jauh sebelum masa pubertas dimulai. Yang perlu diketahui anak-anak, masturbasi adalah suatu hal yang dilakukan secara pribadi.
4. Banyak orang tua yang mulai membicarakan tentang kehamilan ketika anak mereka masih berusia pra-sekolah. Tentunya, sangat penting untuk memulai pembicaraan ketika usia mereka 8 atau 9 tahun. Jika anak Anda belum pernah bertanya, Anda bisa mulai dengan pertanyaan, 'Pernahkah kau bayangkan bagaimana kau lahir?'. Cari kesempatan untuk memulai pembicaraaan, contohnya menggunakan buku atau mengomentari saudara yang sedang hamil.
5. Beberapa anak perempuan akan mulai berkembang dadanya dan berakhir pada usia 8 tahun. Pada usia 9 tahun, mulai bercakap-cakap dengan laki-laki dan perempuan mengenai pertumbuhan dan perubahan tubuh.
6. Pastikan anak Anda tahu pada siapa mereka bisa bicara mengenai hal memalukan. Beritahukan padanya, ke mana mereka harus bertanya bila mereka membutuhkan bantuan orang dewasa, di saat mereka segan untuk mendatangi Anda.
(ir/ir)
PPG Masih Digodog Persiapan Pelaksanaannya
Rasanya, calon guru sudah tidak tahan lagi menunggu kelahiran PPG. Hal itu terbukti dengan adanya SMS dan komentar ke garduguru. Sabar ya.
Menurut rencana, entah kapan pelaksanaannya, PPG tahap pertama, yakni 2010 sampai 2014 diperuntukkan bagi guru dalam jabatan dengan masa kerja di bawah lima tahun. Sedangkan, untuk calon guru yang sekarang masih menempuh S-1, dapat mengikuti jalur prajabatan pada 2015. Itu jika berdasarkan rencana. Namun, jika memang ada perubahan, ya bisa saja PPG diikuti oleh guru dalam jabatan maupun prajabatan.
Menurut rencana, entah kapan pelaksanaannya, PPG tahap pertama, yakni 2010 sampai 2014 diperuntukkan bagi guru dalam jabatan dengan masa kerja di bawah lima tahun. Sedangkan, untuk calon guru yang sekarang masih menempuh S-1, dapat mengikuti jalur prajabatan pada 2015. Itu jika berdasarkan rencana. Namun, jika memang ada perubahan, ya bisa saja PPG diikuti oleh guru dalam jabatan maupun prajabatan.
Selasa, 25 Mei 2010
PPG Berdasarkan Permeniknas
Peserta PPG yang dapat diterima ialah yang memiliki potensi dasar memadai, memunyai basis keilmuwan yang kuat, mau belajar terus, pebelajar cepat yang inovatif, open minded, dan menguasai ICT.
Perlu diketahui bahwa dasar hukum penyelenggaraan PPG ini adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. Sementara itu, dasar hukum Unesa sebagai penyelenggara PPG diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pndidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6/Dikti/Kep/2007 Tanggal 2 April 2007.
Dalam program PPG itu, kuota mahasiswa PPG diidealkan dengan kebutuhan guru di suatu tempat. Hal ini dilakukan agar tidak ada mahasiswa lulusan PPG yang tidak mendapat pekerjaan sebagai guru. Satu hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa tidak secara otomatis guru yang sudah bersertifikat lantas mendapat tunjangan profesi. Tunjangan profesi hanya akan diperoleh jika guru tersebut lolos dalam usulan yang dilakukan sekolah.
Lalu, bagaimana pendaftaran program PPG? Proses seleksi mahasiswa akan dilakukan program studi atau jurusan di bawah koordinasi LPTK penyelenggara dan calon peserta yang lolos seleksi akan dilaporkan kepada Dirjen Dikti untuk mendapatkan nomor registrasi program PPG. Struktur kurikulum PPG yang digunakan sama, baik yang bagi lulusan S-1 kependidikan maupun nonkpedidikan. Struktur kurikulumnya meliputi pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran (student specific pedagogic) dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)kependidikan,” jelas Ketut.
Kuota tiap kelas dibatasi sebanyak 25 orang. Pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan pada semester pertama senangyak 20 sks, kemudian dilanjutkan dengan PPL yang ditempuh sebanyak 18 sks dalam satu semester di sekolah mitra.
Jalur pendidikan profesi guru dapat ditempuh calon pendaftar dalam tiga kategori, yaitu jalur portofolio, jalur pendidikan dalam jabatan bagi guru PNS, dan pendidikan prajabatan bagi calon pendaftar dari nonkependidikan. Kurikulum tambahan dalam bentuk matrikulasi pada program PPG didasarkan pada kualifikasi akademik calon mahasiswa PPG, yakni (a) S1 kependidikan yang sesuai, (b) S1 kependidikan yang serumpun ditambah matrikulasi, (c) S1/D4 nonkependidikan yang sesuai ditambah matrikulasi, (d) S1/D4 nonkependidikan yang serumpun ditambah matrikulasi, dan (e) S1 Psikologi untuk PAUD atau SD ditambah matrikulasi, kecuali lulusan non-LPTK yang mengambil akta IV karena dianggap sudah tidak relevan. Yang dimaksud matrikulasi dalam hal ini penyamaan persepsi tentang ilmu kependidikan dalam bentuk semester pendek.
Perlu diketahui bahwa dasar hukum penyelenggaraan PPG ini adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. Sementara itu, dasar hukum Unesa sebagai penyelenggara PPG diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pndidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6/Dikti/Kep/2007 Tanggal 2 April 2007.
Dalam program PPG itu, kuota mahasiswa PPG diidealkan dengan kebutuhan guru di suatu tempat. Hal ini dilakukan agar tidak ada mahasiswa lulusan PPG yang tidak mendapat pekerjaan sebagai guru. Satu hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa tidak secara otomatis guru yang sudah bersertifikat lantas mendapat tunjangan profesi. Tunjangan profesi hanya akan diperoleh jika guru tersebut lolos dalam usulan yang dilakukan sekolah.
Lalu, bagaimana pendaftaran program PPG? Proses seleksi mahasiswa akan dilakukan program studi atau jurusan di bawah koordinasi LPTK penyelenggara dan calon peserta yang lolos seleksi akan dilaporkan kepada Dirjen Dikti untuk mendapatkan nomor registrasi program PPG. Struktur kurikulum PPG yang digunakan sama, baik yang bagi lulusan S-1 kependidikan maupun nonkpedidikan. Struktur kurikulumnya meliputi pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran (student specific pedagogic) dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)kependidikan,” jelas Ketut.
Kuota tiap kelas dibatasi sebanyak 25 orang. Pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan pada semester pertama senangyak 20 sks, kemudian dilanjutkan dengan PPL yang ditempuh sebanyak 18 sks dalam satu semester di sekolah mitra.
Jalur pendidikan profesi guru dapat ditempuh calon pendaftar dalam tiga kategori, yaitu jalur portofolio, jalur pendidikan dalam jabatan bagi guru PNS, dan pendidikan prajabatan bagi calon pendaftar dari nonkependidikan. Kurikulum tambahan dalam bentuk matrikulasi pada program PPG didasarkan pada kualifikasi akademik calon mahasiswa PPG, yakni (a) S1 kependidikan yang sesuai, (b) S1 kependidikan yang serumpun ditambah matrikulasi, (c) S1/D4 nonkependidikan yang sesuai ditambah matrikulasi, (d) S1/D4 nonkependidikan yang serumpun ditambah matrikulasi, dan (e) S1 Psikologi untuk PAUD atau SD ditambah matrikulasi, kecuali lulusan non-LPTK yang mengambil akta IV karena dianggap sudah tidak relevan. Yang dimaksud matrikulasi dalam hal ini penyamaan persepsi tentang ilmu kependidikan dalam bentuk semester pendek.
PPG sebagai Syarat Menjadi Guru
Sebentar lagi, PPG akan diluncurkan menjadi program baru bagi calon guru bersertifikat. Lolos PPG, seseorang diakui sebagai guru profesional tanpa harus mengikuti portofolio atau diklat PLPG. Program PPG direncanakan berjalan selama setahun yang terdiri atas dua semester, 40 kredit SKS.
Dalam PPG, semua peserta dilibatkan ke dalam workshop dan praktik tanpa ada teori seperti di bangku kuliah. Praktik berjalan selama satu semester setelah peserta PPG praktik membuat perencanaan berupa silanus dan RPP. Asyiknya, calon guru mendiagnosis permasalahan pembelajaran lalu mempraktikkan solusi pembelajaran secara nyata.
Sampai saat ini, yang kebelet untuk ikut PPG sangat banyak. Hanya saja, pelaksanaan PPG belum diberlakukan. Saat ini hanya sebatas visitasi tim untuk menilai kelayakan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan PPG yang tidak teoretis itu. Mungkin, sebentar lagi ada kejelasan tentag PPG ini. Untuk itu, semua calon guru bersabar.
Dalam PPG, semua peserta dilibatkan ke dalam workshop dan praktik tanpa ada teori seperti di bangku kuliah. Praktik berjalan selama satu semester setelah peserta PPG praktik membuat perencanaan berupa silanus dan RPP. Asyiknya, calon guru mendiagnosis permasalahan pembelajaran lalu mempraktikkan solusi pembelajaran secara nyata.
Sampai saat ini, yang kebelet untuk ikut PPG sangat banyak. Hanya saja, pelaksanaan PPG belum diberlakukan. Saat ini hanya sebatas visitasi tim untuk menilai kelayakan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan PPG yang tidak teoretis itu. Mungkin, sebentar lagi ada kejelasan tentag PPG ini. Untuk itu, semua calon guru bersabar.
Kepala Sekolah Buruk: Guru Baik Dinilai Jelek, Guru Jelek Dinilai Baik
Tidak semua kepala sekolah itu baik dan tidak semua kepala sekolah itu buruk. Kepala sekolah yang baik biasanya didasari oleh mental dan motivasi baik dalam mengembangkan sekolah menjadi unggul. Sebaliknya, kepala sekolah buruk adalah sosok yang merasa bahwa semuanya berjalan dengan baik meski tanpa sentuhannya.
Kepala sekolah buruk biasanya suka jungkir balik berpikir dan berbuatnya. Dia tidak dapat melihat guru apa adanya. Dia buta akan fakta dan bukti yang sebenarnya. Kelakuan buruk menjadi kebiasaannya tetapi menurutnya kelakuan buruk merupakan tindakan baik. "Ah, yang mengatakan buruk khan orang lain", ujar kepala sekolah buruk.
Ciri kepala sekolah buruk kalau berbuat selalu memunculkan konflik dan kelompok partisan guru. Guru yang dianakemaskan akan memujanya sedangkan guru yang dianaktirikan mencibir dan membentuk kelompok perlawanan meski sebatas kasak-kusuk. Guru yang mengajar dengan baik tetapu tidak mendukung kepala sekolah selalu dinilai buruk. Begitu sebaliknya, guru jelek selalu dinilai baik meski sebenarnya juga jelek. Penilaian adalah sulap bagi kepala sekolah. Benarkah?
Kepala sekolah buruk biasanya suka jungkir balik berpikir dan berbuatnya. Dia tidak dapat melihat guru apa adanya. Dia buta akan fakta dan bukti yang sebenarnya. Kelakuan buruk menjadi kebiasaannya tetapi menurutnya kelakuan buruk merupakan tindakan baik. "Ah, yang mengatakan buruk khan orang lain", ujar kepala sekolah buruk.
Ciri kepala sekolah buruk kalau berbuat selalu memunculkan konflik dan kelompok partisan guru. Guru yang dianakemaskan akan memujanya sedangkan guru yang dianaktirikan mencibir dan membentuk kelompok perlawanan meski sebatas kasak-kusuk. Guru yang mengajar dengan baik tetapu tidak mendukung kepala sekolah selalu dinilai buruk. Begitu sebaliknya, guru jelek selalu dinilai baik meski sebenarnya juga jelek. Penilaian adalah sulap bagi kepala sekolah. Benarkah?
Usia 1 s.d. 5 Tahun Masa Terbaik untuk Otak Berkembang
Masa usia 0 s.d. 5 tahu sekitar 80 persen otak anak berkembang sehingga peran orangtua sangat dibutuhkan dalam mengawasi tumbuh dan berkembangnya otak anak. Pada rentang usia itu disebut masa golden age otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruk. Tugas orangtua adalah mengarahkan anaknya lebih baik, dengan rasa cinta dan kasih sayang.
Selain berperan sebagai pengawas tumbuh dan berkembangnya anak-anak mereka, orangtua bertugas menambah pengetahuan, terutama seputar pertumbuhan anak. Namun, orangtua tidak bisa memaksakan pertumbuhan anak sesuai kemauannya, seperti menyuruh belajar di luar kemampuan anak dengan maksud agar anak mereka kelak menjadi pintar. Orangtua harus menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak suka meniru orang-orang terdekatnya.
Orangtua harus mengawasi anak mereka ketika menonton acara televisi. Karena saat ini banyak sekali program televisi yang tidak cocok bahkan tidak layak ditonton bagi anak-anak karena dikhawatirkan akan ditiru, seperti acara gosip yang menonjolkan isu-isu perceraian selebritis. Lebih baik televisi dimatikan saja agar anak tidak terkontaminasi dengan program-program televisi tersebut. Kalaupun harus menonton, usahakan kita juga ikut menonton sehingga bisa menjadi sensor acara televisi yang sedang ditonton anak kita. Bagi orangtua yang mempunyai waktu singkat untuk berkumpul dengan anak-anaknya, usahakan anak diasuh oleh orang yang tepat dan harus tetap meluangkan waktu untuk sang buah hati.
Selain berperan sebagai pengawas tumbuh dan berkembangnya anak-anak mereka, orangtua bertugas menambah pengetahuan, terutama seputar pertumbuhan anak. Namun, orangtua tidak bisa memaksakan pertumbuhan anak sesuai kemauannya, seperti menyuruh belajar di luar kemampuan anak dengan maksud agar anak mereka kelak menjadi pintar. Orangtua harus menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak suka meniru orang-orang terdekatnya.
Orangtua harus mengawasi anak mereka ketika menonton acara televisi. Karena saat ini banyak sekali program televisi yang tidak cocok bahkan tidak layak ditonton bagi anak-anak karena dikhawatirkan akan ditiru, seperti acara gosip yang menonjolkan isu-isu perceraian selebritis. Lebih baik televisi dimatikan saja agar anak tidak terkontaminasi dengan program-program televisi tersebut. Kalaupun harus menonton, usahakan kita juga ikut menonton sehingga bisa menjadi sensor acara televisi yang sedang ditonton anak kita. Bagi orangtua yang mempunyai waktu singkat untuk berkumpul dengan anak-anaknya, usahakan anak diasuh oleh orang yang tepat dan harus tetap meluangkan waktu untuk sang buah hati.
Mendiknas Muh. Nuh: Persebaran Guru Tidak Merata
Sampai saat ini distribusi guru di Indonesia masih belum merata. Sebanyak 68 persen sekolah di kota kelebihan guru, sementara 37 persen sekolah di desa dan 66 persen sekolah di daerah terpencil masih sangat kekurangan guru.
Belum meratanya distribusi tersebut merupakan persoalan disparitas yang perlu disadari sebagai satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang belum tertuntaskan. Demikian diungkapkan Mendiknas Mohammad Nuh seusai memberikan sambutan pembukaan pada Kongres Guru Indonesia (KGI) 2010 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (20/5/2010).
"Ini akan menjadi bagian dari reformasi birokrasi pendidikan yang perlu dibenahi karena faktanya ada distribusi yang tidak bagus. Padahal, pilar kita selama ini kan ketersediaan, yaitu ketersediaan guru," ujar Mendiknas.
Untuk itu, kata Nuh, tengah disiapkan surat keputusan bersama tiga menteri, yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, yang dibutuhkan sebagai mekanisme baru untuk memperbaiki pemerataan distribusi guru.(sunber: Kompas.com)
Belum meratanya distribusi tersebut merupakan persoalan disparitas yang perlu disadari sebagai satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang belum tertuntaskan. Demikian diungkapkan Mendiknas Mohammad Nuh seusai memberikan sambutan pembukaan pada Kongres Guru Indonesia (KGI) 2010 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (20/5/2010).
"Ini akan menjadi bagian dari reformasi birokrasi pendidikan yang perlu dibenahi karena faktanya ada distribusi yang tidak bagus. Padahal, pilar kita selama ini kan ketersediaan, yaitu ketersediaan guru," ujar Mendiknas.
Untuk itu, kata Nuh, tengah disiapkan surat keputusan bersama tiga menteri, yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, yang dibutuhkan sebagai mekanisme baru untuk memperbaiki pemerataan distribusi guru.(sunber: Kompas.com)
Masalah Pendidikan di Provinsi NTB
Gubernur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi mengakui, pendidikan di daerah tersebut masih menghadapi banyak masalah yang perlu diatasi bersama. Masalah tersebut antara lain masyarakat yang belum memahami pentingnya pendidikan bagi anak usia dini, baik formal maupun nonformal, serta mutu pendidikan kejuruan yang relatif sangat kurang.
Demikian dikemukakan Zainul dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2009 Gubernur NTB, di Mataram, Senin (24/5/2010), di hadapan sidang paripurna DPRD NTB. Dia menjelaskan, masalah lain yang dihadapi adalah tenaga pendidik mata pelajaran tertentu yang masih kurang.
"Selain itu minat masyarakat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi relatif masih rendah serta masih tingginya angka buta huruf," kata Zainul.
Menurutnya, di NTB hingga kini terdapat sekitar 417.991 warga yang masih menyandang buta aksara. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, kata Zainul, pemerintah daerah melaksanakan sejumlah upaya antara lain memberikan bantuan alat/sarana bermain untuk merangsang minat masyarakat belajar.
"Selain itu menambah gedung dan ruang kelas baru serta mengembangkan SMP terbuka, SD dan SMP satu atap yang berlokasi di kecamatan, serta melengkapi sarana laboratorium IPA, biologi, bahasa dan komputer," katanya.
Pemerintah daerah juga terus mengangkat guru bidang studi tertentu yang langka, meningkatkan jumlah dana dan penerima beasiswa serta meningkatkan proses pembelajaran dengan 32 kali pertemuan melalui sistem blok.(sumber: kompas.com)
Demikian dikemukakan Zainul dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2009 Gubernur NTB, di Mataram, Senin (24/5/2010), di hadapan sidang paripurna DPRD NTB. Dia menjelaskan, masalah lain yang dihadapi adalah tenaga pendidik mata pelajaran tertentu yang masih kurang.
"Selain itu minat masyarakat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi relatif masih rendah serta masih tingginya angka buta huruf," kata Zainul.
Menurutnya, di NTB hingga kini terdapat sekitar 417.991 warga yang masih menyandang buta aksara. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, kata Zainul, pemerintah daerah melaksanakan sejumlah upaya antara lain memberikan bantuan alat/sarana bermain untuk merangsang minat masyarakat belajar.
"Selain itu menambah gedung dan ruang kelas baru serta mengembangkan SMP terbuka, SD dan SMP satu atap yang berlokasi di kecamatan, serta melengkapi sarana laboratorium IPA, biologi, bahasa dan komputer," katanya.
Pemerintah daerah juga terus mengangkat guru bidang studi tertentu yang langka, meningkatkan jumlah dana dan penerima beasiswa serta meningkatkan proses pembelajaran dengan 32 kali pertemuan melalui sistem blok.(sumber: kompas.com)
Selasa, 18 Mei 2010
Memanfaatkan Stres untuk Hal Positif
erlalu banyak stres memang bisa memberikan pengaruh kesehatan yang negatif, seperti penambahan berat badan, atau depresi. Namun, kita terlalu sering berfokus pada cara mengatasi stres dalam pekerjaan, hubungan dengan pasangan, atau dalam keluarga, sehingga akhirnya stres itu rasanya normal saja. Selama kita hidup, kita harus menghadapi stres tersebut.
Namun, bila Anda memandang stres dengan cara berbeda, hal itu sebenarnya akan membuat kita lebih sehat, lebih bahagia, dan mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Ingin tahu sebabnya? Coba kita simak penjelasan dari beberapa pakar berikut ini.
1. Lebih kreatif. Anda pernah mendengar orang-orang yang merasa bisa bekerja lebih baik ketika berada di bawah tekanan? Umumnya mereka adalah orang-orang yang bekerja di bidang kreatif. Menurut Larina Kase, PhD, psikolog di Pennsylvania, dan penulis buku The Confident Leader: How the Most Successful People Go from Effective to Exceptional, hal ini bukan sekadar sugesti.
“Jika pikiran kita benar-benar tenang dan rileks, tidak ada alasan untuk memandang hal-hal secara berbeda. Kita cenderung merasa ada peningkatan stres ketika kita melalui jalan yang baru, karena perubahan sering dikaitkan dengan tekanan yang baru. Output Anda secara kreatif terasa menakutkan karena berbeda untuk Anda, dan Anda tidak tahu bagaimana respons orang lain," katanya.
2. Baik untuk sistem kekebalan. Penelitian menunjukkan bahwa stres akan menguntungkan sistem kekebalan, karena menimbulkan mekanisme perlawanan kita.
“Stres yang datangnya tiba-tiba bisa membantu sistem kekebalan," ujar Mark Goulston, MD, psikiater klinis dan penulis buku Get Out of Your Own Way: Overcoming Self-Defeating Behavior.
Ketika kortisol (hormon stres) dilepaskan, hal itu meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Namun meskipun stres membuat tubuh kuat, bersemangat, dan bahkan menyehatkan, terlalu banyak stres juga bisa membuat kortisol berlebihan. Kelebihan hormon stres bisa menyebabkan obesitas pada perut. "Obesitas di bagian tengah ini sering dihubungkan dengan pengembangan penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, dan penyakit otak," kata Goulston.
3. Bikin tubuh prima. Angkat beban, lari, atau bersepeda statis selama 45 menit adalah bentuk stres pada tubuh. Namun, jenis stres yang baik, demikian pendapat Jessica Matthews, MS, personal trainer yang juga koordinator pendidikan untuk American Council on Exercise (ACE).
“Stres yang dihasilkan dari olahraga tingkat sedang cukup sehat, dan memberikan beberapa efek positif," katanya. “Dari perspektif fisiologis, tuntutan yang dibebankan pada tubuh selama latihan membantunya menjadi lebih efisien dalam menyelesaikan aktivitas harian."
Latihan teratur juga mampu mengurangi tingkat hormon stres dalam tubuh, dan secara bersamaan meningkatkan tingkat endorfin, sehingga menciptakan sensasi yang nyaman. Penelitian juga membuktikan bahwa latihan itu sendiri bisa membuat kita tahan terhadap stres.
4. Mampu memecahkan masalah. Ketika dihadapkan pada dilema, atau harus membuat keputusan besar, stres berperan menerangi nilai-nilai kita. Dr Kase menyarankan untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh stres itu pada kita.
"Penelitian menunjukkan bahwa ktia cenderung paling bahagian ketika menggunakan keberanian kita," katanya. Namun khawatir secara berlebihan kadang-kadang bisa menjadi senjata makan tuan. “Akan sulit mendengar intuisi Anda ketika Anda berada dalam siklus kekhawatiran dan stres, jadi beri waktu untuk berpikir. Jalan-jalan dulu, tidur yang nyenyak, atau makan bareng."
5. Membuat anak merasa aman. Menurut para ahli, ibu yang merasa stres cenderung akan lebih melindungi anaknya. Misalnya, ketika sedang ramai berita penculikan anak, tentu Anda akan memberikan pengawasan lebih untuk anak Anda, bukan?
Penelitian dari Johns Hopkins University menyatakan bahwa anak-anak dari ibu yang menunjukkan peningkatan hormon kortisol selama kehamilan akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak begitu tertekan. Namun, tentu saja, ibu yang terlalu stres juga tidak akan memberikan pengaruh baik untuk anaknya. Sedikit stres tentu normal dan alami.
"Bila stres bisa meningkatkan kewaspadaan Anda, itu lebih baik," ungkap Dr Goulston. Tetapi, hati-hati juga jangan sampai Anda terlalu waspada, karena bisa menyebabkan Anda rapuh dan kaku. Hal ini disebut-sebut bisa menyebabkan perilaku impulsif.
6. Kenaikan gaji. Tekanan terlalu berat dalam pekerjaan tentu tidak sehat. Namun jenis stres yang membuat Anda tegar dalam lingkungan profesional bisa memberikan pengaruh baik bagi karier Anda.
“Tingkat stres dan kegelisahan akan membuat Anda tetap berenergi, fokus, dan termotivasi," ujar Dr Kase. “Tanpa stres yang cukup, Anda mungkin tak akan memberikan upaya maksimal, dan Anda cenderung membuat kesalahan. Ketika Anda terlalu nyaman, hal itu akan menjadi tanda bahwa Anda tidak mendorong diri Anda keluar dari zona nyaman, dan mengambil risiko yang diperlukan untuk mengembangkan karier Anda, seperti melakukan marketing atas diri Anda, atau meminta promosi." (sumber: Kompas.com)
Sekali lagi, terlalu stres juga tidak akan baik. Anda bisa mengurangi kemampuan untuk melihat solusi yang inovatif, dan menguras energi dan efisiensi.
Namun, bila Anda memandang stres dengan cara berbeda, hal itu sebenarnya akan membuat kita lebih sehat, lebih bahagia, dan mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Ingin tahu sebabnya? Coba kita simak penjelasan dari beberapa pakar berikut ini.
1. Lebih kreatif. Anda pernah mendengar orang-orang yang merasa bisa bekerja lebih baik ketika berada di bawah tekanan? Umumnya mereka adalah orang-orang yang bekerja di bidang kreatif. Menurut Larina Kase, PhD, psikolog di Pennsylvania, dan penulis buku The Confident Leader: How the Most Successful People Go from Effective to Exceptional, hal ini bukan sekadar sugesti.
“Jika pikiran kita benar-benar tenang dan rileks, tidak ada alasan untuk memandang hal-hal secara berbeda. Kita cenderung merasa ada peningkatan stres ketika kita melalui jalan yang baru, karena perubahan sering dikaitkan dengan tekanan yang baru. Output Anda secara kreatif terasa menakutkan karena berbeda untuk Anda, dan Anda tidak tahu bagaimana respons orang lain," katanya.
2. Baik untuk sistem kekebalan. Penelitian menunjukkan bahwa stres akan menguntungkan sistem kekebalan, karena menimbulkan mekanisme perlawanan kita.
“Stres yang datangnya tiba-tiba bisa membantu sistem kekebalan," ujar Mark Goulston, MD, psikiater klinis dan penulis buku Get Out of Your Own Way: Overcoming Self-Defeating Behavior.
Ketika kortisol (hormon stres) dilepaskan, hal itu meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Namun meskipun stres membuat tubuh kuat, bersemangat, dan bahkan menyehatkan, terlalu banyak stres juga bisa membuat kortisol berlebihan. Kelebihan hormon stres bisa menyebabkan obesitas pada perut. "Obesitas di bagian tengah ini sering dihubungkan dengan pengembangan penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, dan penyakit otak," kata Goulston.
3. Bikin tubuh prima. Angkat beban, lari, atau bersepeda statis selama 45 menit adalah bentuk stres pada tubuh. Namun, jenis stres yang baik, demikian pendapat Jessica Matthews, MS, personal trainer yang juga koordinator pendidikan untuk American Council on Exercise (ACE).
“Stres yang dihasilkan dari olahraga tingkat sedang cukup sehat, dan memberikan beberapa efek positif," katanya. “Dari perspektif fisiologis, tuntutan yang dibebankan pada tubuh selama latihan membantunya menjadi lebih efisien dalam menyelesaikan aktivitas harian."
Latihan teratur juga mampu mengurangi tingkat hormon stres dalam tubuh, dan secara bersamaan meningkatkan tingkat endorfin, sehingga menciptakan sensasi yang nyaman. Penelitian juga membuktikan bahwa latihan itu sendiri bisa membuat kita tahan terhadap stres.
4. Mampu memecahkan masalah. Ketika dihadapkan pada dilema, atau harus membuat keputusan besar, stres berperan menerangi nilai-nilai kita. Dr Kase menyarankan untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh stres itu pada kita.
"Penelitian menunjukkan bahwa ktia cenderung paling bahagian ketika menggunakan keberanian kita," katanya. Namun khawatir secara berlebihan kadang-kadang bisa menjadi senjata makan tuan. “Akan sulit mendengar intuisi Anda ketika Anda berada dalam siklus kekhawatiran dan stres, jadi beri waktu untuk berpikir. Jalan-jalan dulu, tidur yang nyenyak, atau makan bareng."
5. Membuat anak merasa aman. Menurut para ahli, ibu yang merasa stres cenderung akan lebih melindungi anaknya. Misalnya, ketika sedang ramai berita penculikan anak, tentu Anda akan memberikan pengawasan lebih untuk anak Anda, bukan?
Penelitian dari Johns Hopkins University menyatakan bahwa anak-anak dari ibu yang menunjukkan peningkatan hormon kortisol selama kehamilan akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak begitu tertekan. Namun, tentu saja, ibu yang terlalu stres juga tidak akan memberikan pengaruh baik untuk anaknya. Sedikit stres tentu normal dan alami.
"Bila stres bisa meningkatkan kewaspadaan Anda, itu lebih baik," ungkap Dr Goulston. Tetapi, hati-hati juga jangan sampai Anda terlalu waspada, karena bisa menyebabkan Anda rapuh dan kaku. Hal ini disebut-sebut bisa menyebabkan perilaku impulsif.
6. Kenaikan gaji. Tekanan terlalu berat dalam pekerjaan tentu tidak sehat. Namun jenis stres yang membuat Anda tegar dalam lingkungan profesional bisa memberikan pengaruh baik bagi karier Anda.
“Tingkat stres dan kegelisahan akan membuat Anda tetap berenergi, fokus, dan termotivasi," ujar Dr Kase. “Tanpa stres yang cukup, Anda mungkin tak akan memberikan upaya maksimal, dan Anda cenderung membuat kesalahan. Ketika Anda terlalu nyaman, hal itu akan menjadi tanda bahwa Anda tidak mendorong diri Anda keluar dari zona nyaman, dan mengambil risiko yang diperlukan untuk mengembangkan karier Anda, seperti melakukan marketing atas diri Anda, atau meminta promosi." (sumber: Kompas.com)
Sekali lagi, terlalu stres juga tidak akan baik. Anda bisa mengurangi kemampuan untuk melihat solusi yang inovatif, dan menguras energi dan efisiensi.
Langganan:
Postingan (Atom)