Waspadalah. Prestasi siswa menurun bisa jadi bukan karena kemampuan anak yang tidak tinggi. Bisa jadi, hal itu disebabkan guru yang kekurangan vitamin mengajar. Guru itu akan lemas dan tidak berdaya akan kemampuan dirinya dalam mendongkrak prestasi siswanya. Guru itu cenderung apatis, apa adanya, jalan di tempat, dan tidak yakin kalau dirinya mempunyai kemampuan. Dia menganggap orang lain lebih mampu mengajar daripada dirinya.
Jika ada guru seperti itu, orang tua perlu menghindari. Segera anaknya dipindahkan ke sekolah lain. Kalau diteruskan, anak akan menjadi korban kekurangan vitamin guru. Guru itu hanya mau menerima bayaran saja tetapi tidak mau mengubah cara mengajarnya. Dia menuntut tunjangan tetapi tidak mau dituntut untuk berubah. Seribu alasan akan disampaikannya untuk membela diri.
Gejala yang perlu dikenali adalah a) jarang masuk, b) tidak disiplin mengajar (sering terlambat, tidak mempunyai buku, dan tidak ada aura mengajar), c) hanya duduk saja saat mengajar, d) sering memberi tugas tanpa guru masuk kelas, e) menyalahkan kepala sekolah atau guru lain padahal kesalahan diri sendiri, f) tidak pernah ikut rapat, diskusi, atau seminar, g) bekerja di lain tempat lebih disukainya.
Jika menjumpai guru seperti itu, disarankan orangtua a) segera pindahkan anaknya ke sekolah lain, b) usulkan dengan tegas guru tersebut dicopot jadi guru, c) segera guru tersebut ditanyai tanggung jawabnya atau disidang oleh para orangtua atas perilakunya, d) pindahkan guru itu dari sekolah tersebut, f) pantau tiap hari guru itu, dan g) suruh guru itu duduk di belakang saat guru hebat mengajar.
Zaman telah berubah. Guru harus benar-benar mengikuti zaman dengan keseriusan yang tinggi. Sudah tidak zamannya jika guru kekurangan vitamin mengajar. Namun, mengapa masih saja terjadi kondisi tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar