Tidak bisa dipungkiri bahwa laptop menunjang proses pembelajaran mahasiswa. Namun, setelah diketahui bahwa piranti tersebut ternyata dinilai mengganggu, sejumlah institusi pendidikan di Amerika Serikat mulai memblokir masuknya komputer jinjing itu ke dalam kelas.
Adanya koneksi wireless telah mengalihkan konsentrasi siswa pada YouTube, hasil pertandingan olahraga, hingga game online di layar laptop mereka. Salah seorang profesor yang mengetahui soal ini dan akhirnya memblokir masuknya laptop di kelasnya ialah David Cole yang mengajar ratusan mahasiswa hukum di Georgetown, Washington.
Alih-alih mengijinkan mahasiswanya membawa laptop, Cole malah menganjurkan mereka untuk membawa catatan saja. George Washington University adalah salah satu dari sederet universitas yang melakukan hal ini selain American University, College of William and Mary, dan lainnya.
Bahkan salah satu profesor dari Universitas Colorado, Diane E. Sieber, mengungkap bahwa nilai yang didapat 17 orang siswanya yang kecanduan laptop di kelas begitu buruk.
Dikutip detikINET dari Washington Post, Kamis (11/3/2010), di akhir semester, nilai akhir siswa-siswa tersebut ternyata diketahui hampir sama dengan mahasiswa yang tidak masuk kelas sama sekali.
Meski banyak yang tidak menyetujui masuknya laptop ke dalam kelas, namun masih banyak juga profesor yang mengijinkan penggunaan piranti itu saat kelas berlangsung. Mereka yang pro beralasan, perhatian kelas adalah tanggung jawab dari dosen dan bukannya 'menyalahkan' laptop. (sumber: Detik.com/sha / ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar