Rabu, 22 April 2009

Pembelajaran Berbasis Mbok Siti

Oleh Suyatno

Mungkin, Anda akan tertawa lebar selebar-lebarnya, manakala saya mengusulkan pembelajaran berbasis Mbok Siti. Bisa jadi, Anda malah mengabaikan konsep pembelajaran Mbok Siti. Namun, tidak mengapa dan tidak akan menjadi apa-apa. Bukankah pembelajaran memiliki beragam variasi basis yang mendasarinya? Semakin banyak masukan basis pembelajaran tentu akan semakin bagus bagi seorang guru sehingga guru dapat memilih satu di antara beberapa itu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.

Mbok Siti adalah simbol orang desa yang sangat sederhana yang hidup di lingkungan alamiah yang menyatu dengan alamnya. Dalam keseharian, yang dipikirkan Mbok Siti adalah cara-cara praktis, sederhana, apa adanya, langsung, dan tiruan alam. Begitu pula, pembelajaran berbasis Mbok Siti menggunakan asas (1) praktis, (2) sederhana, (3) apa adanya, (4) langsung, dan tiruan alam.

Prinsip pembelajaran berbasis Mbok Siti adalah Pertama, kalau baik dan bisa dilakukan, lakukanlah. Artinya, segala sesuatu dapat dijalankan dalam pembelajaran asalkan baik untuk dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran harus mengandung kebaikan dan kemanfaatan bagi pembelajar. Tiap perlakuan haruslah menyentuh aspek kebaikan bagi pembelajaran. Tiada belajar tanpa kebaikan bagi pembelajar. Manfaat belajar dapat secara langsung dirasakan bagi pembelajaran. Tiap hari, di desa, Mbok Siti melakukan sesuatu untuk kebaikan hidup. Contohnya, menyiangi rumput untuk tanaman palawija yang dianggap baik untuk memperkuat tumbuh palawija itu di samping terlihat tindakan nyata menghilangkan gulma.

Kedua, keselarasan lingkungan menjadi utama agar terjadi kelangsungan hidup. Keselarasan tindakan antara guru dengan siswa menjadi yang utama agar terjadi keberlangsungan pembelajaran. Guru dan siswa bersifat saling menerima dan memberi dengan irama yang selaras. Tiada yang lebih pintar dan tiada yang lebih bodoh. Guru dan siswa beriringan melaju dalam memahami konsep seuatu.

Ketiga, Kalau belum waktunya tidak boleh diberi tindakan. Kalau siswa belum waktunya menerima materi tertentu tidak boleh dipaksakan harus menerima materi tersebut. Semua ada waktunya. Mbok Siti tidak akan memanen pisang sebelum pisang itu memberi tanda masak. Mbok Siti tidak akan memotong rumput sebelum rumput itu panjang dan dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Keempat, kesabaran dan kesederhanaan menjadi dasar dalam tindakan. Tiap tindakan, Mbok Siti selalu sabar dan sederhana. Semua proses kehidupan dilakukan dengan sabar dan dengan cara sederhana. Jika guru berhadapan dengan siswa, kesabaran dan kesederhanaan menjadi menu utama sampai pada menciptakan siswa yang sabar dan sederhana pula.
(bersambung...)

Tidak ada komentar: