Senin, 20 April 2009

Guru di Mata Mbok Siti (49)

Ketika itu, kampung Mbok Siti sangat gelap, padahal, hari masih sepenggal sore. Tapi, mendung yang menggelantung sempat mengubah pancaran matahari sore meredup menjadi gelap. Aku membantu Mbok Siti menyalakan lampu teplok di dapur. "Kok sudah gelap ya Mbok", sapaku mengisi kekosongan obrolan. "Iya, anakku, gelap lebih cepat menyapa kita", sambil mengumpulkan lampu-lampu untuk segera dicahayakan. Gelap ada karena tidak ada terang. "Jika tidak ada cahaya terang tidak mungkin ada", anakku.

Begitu pula, guru perlu menguasai terang dengan segala cahaya keilmuan yang dimilikinya. "Jika tidak memiliki cahaya, guru akan juga berada dalam kegelapan bersama muridnya", jelas MBok Siti. Guru yang tanpa cahaya tentu tidak akan pernah memiliki terang dan yang dimiliki tentu hanya kegelapan. Guru yang tidak mampu memunculkan suasana terang tentu bukan guru. Gelap merupakan acuan untuk menentukan tingkat terang yang dimunculkan. "Untuk itu, guru perlu mengukur kegelapan yang terjadi", tambah Mbok Siti. Dengan begitu, guru akan dengan mudah menciptakan ukuran terang yang pas dan cocok dalam membangun muridnya. Jadilah guru yang bercahaya dalam terang bukan guru yang redup dalam kegelapan.

Tidak ada komentar: