Senin, 23 Februari 2009

Guru di Mata Mbok Siti (41)

"Mengapa ya Mbok, selama ini, sampeyan tidak pernah mengeluh atau tampak tidak pernah susah"", tanyaku dengan sedikit takut. "Padahal, aku sendiri sangat tidak sopan dan kurang ajar kepada Mbok", alasanku agar Mbok memaklumi kalau ada pertanyaan seperti itu.

"Anakku, memang mengeluh dan susah itu hak semua orang, termasuk hak diri Mbok ini", jawabnya dengan ramah berbeda dengan yang aku duga kalau Mbok akan marah. Namun, hak setiap orang juga untuk tidak menggunakan keluhan dan kesusahan dalam menapaki hidup ini. "Mengeluh dan susah sangat pribadi, mengapa harus ditampakkan ke orang lain?" imbuhnya dengan ringannya. Ada dua jalan dalam menapaki hidup, yakni susah dan senang, negatif dan positif, dan marah dan gembira. "Karena ada dua jalan berarti ada dua pilihan, lalu, mengapa kita tidak memilih yang menguntungkan saja, yakni jalan senang, positif, dan gembira", katanya dengan mendalam. Aku terharu mendengarnya.

Guru yang hebat adalah guru yang mampu menggeser rasa susah ke arah senang, mengubah berpikir negatif ke berpikir positif, dan selalu gembira daripada selalu marah. Jika jalan itu yang dipilih, siswa akan terbiasa untuk senang dalam segala hal, selalu lebih berpikir positif, dan dalam keadaan apapun, siswa akan gembira. "Guru sejati adalah guru kegembiraan yang senantiasa berpikir positif terhadap siswanya", jelas Mbok Siti yang memasang foto keluarga di dinding sebelah kanan pintu masuk.

Tidak ada komentar: