Selasa, 13 Mei 2014

Pendidikan di Finlandia dan Korea Selatan di Kuliah S-2 Bahasa Indonesia Unesa

Betapa riuhnya sebuah kelas S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia semester 2 di kelas Pascassarjana Unesa. Hari itu, ada dua topik dipresentasikan oleh mahasiswa, yakni kelompok desain pembelajaran di Finlandia dan Korea Selatan. Kelompok Finlandia disajikan oleh Mas Pana dan Mas Eko.

Mereka berdua mengeksplorasi informasi pendidikan modern yang berbasis guru. Konsistensi dan toleransi guru mengantarkan negara Finlandia menjadi berprestasi unggul tingkat dunia. Pertanyaan mahasiswa lain sangat beragam. "Bisakah itu diterapkan di Indonesia?; Terang saja berprestasi karena jumlah penduduk hanya 5 juta orang; Mereka konsisten sedangkan guru di kita, mana?: dan pertanyaan lainnya,".

Mahasiswa seakan terbius akan keinginan untuk menjadi Finlandia kedua di Indonesia. "Susah, karena kita berada di tingkat 80-an," ujar salah satu mahasiswa. "Kalau konsistensi tinggi, kita pasti dapat menyaningi Finlandia meskipun jumlah penduduk sangat banyak," ujar mahasiswa lain.

Lalu, kelompok kedua, yakni kelompok Korea Selatan menyajikan di depan kelas. Dikatakannya bahwa tingkat bunuh diri tinggi karena ketatnya pelajaran yang dituntut oleh sistem.

"Bagaimana tidak, dalam sehari siswa belajar dari pukul 08.00 sampai dengan 22.00 malam," kata Udin dan Berti sebagai penanggung jawab kelompok 2.

"Mana bisa sistem Korea diterapkan di Indonesia. nanti, akan banyak yang bunuh diri," ujar salah satu mahasiswa yang menyimak presentasi tersebut.

"Bisa saja, asal kita konsistensi atas sistem yang dikembangkan," jawab wakil kelompok. Diskusi dua topik sangat menarik. tentu, akan lebih menarik lagi jika diskusi itu melebar di luar kelas sehingga suatu ketika negara Indonesia naik peringkatnya.

Model Finlandia yang bertoleransi tinggi, manusiawi, dan kreatif sangat bagus. Begitu, pula model Korea Selatan yang sangat disiplin, konsisten dengan sistem, dan berbasis anak juga baik. Tentu, Indonesia akan menemukan modelnya sendiri yang mampu mengangkat prestasi anak-anaknya.

Tidak ada komentar: