Oleh Dr. Suyatno, M.Pd.
Perkuliahan yang menjenuhkan, satu
arah, stuktural, dan dosen sebagai objek hanya dapat menghasilkan mahasiswa
yang pasif, berkinerja rendah, dan berpikir struktural semata. Padahal, zaman
telah berubah. Mahasiswa saat
ini lebih berpengalaman dalam memadukan audia, visual, dan kinestetisnya. Alam
pikirannya telah terbingkai oleh teknologi informasi. Internet menjadi
kebutuhan mahasiswa sehari-hari. Hal itu menuntut perubahan sistem
perkuliahan dari pola lecturing ke
pola facilitating sehingga mahasiswa
sebagai subjek belajar mampu mengeksplorasi ide dan daya imajinasi secara
maksimal sesuai dengan mata kuliah yang sedang didalaminya.
Oleh karena itu, mahasiswa
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI), FBS, Universitas Negeri Surabaya
(Unesa) sebagai insan pembelajar yang berada di suasana perkembangan zaman
menuntut perkuliahan yang bersifat fasilitating
di kelas mereka.
Kondisi
minimalis di atas, tampaknya dapat segera diatasi agar mahasiswa dapat
berkuliah dengan perasaan senang, nyaman, dan memberikan motivasi belajar
mahasiswa dengan baik. Perubahan kondisi perkuliahan perlu dilakukan dengan
tepat sasaran dengan mengubah hal yang dirasakan mengganggu perkuliahan menjadi
kondisi yang memberikan dukungan bagi mahasiswa untuk berkuliah dengan motivasi
yang tinggi. Bagaimanapun, perkuliahan yang sehat perlu dibangun melalui
penguatan model perkuliahan yang
kondusif. Prestasi mahasiswa tentunya akan lebih meningkat jika pemenuhan
sarana perkuliahan terwujud.
Berkaitan
dengan hal di atas, diperlukan langkah inovatif untuk memperkuat model perkuliahan di JBSI.
Langkah tersebut dikembangkan dari berbagai aspek dengan satu tujuan, yakni
membangun tradisi perkuliahan yang menyenangkan dan penuh kenyamanan. Mahasiswa
dapat mengeksplorasi diri secara maksimal dan dosen dapat melaksanakan
perkuliahan sesuai dengan targetnya.
Berdasarkan
latar belakang di atas, berikut ini permasalahan yang perlu dijawab ke dalam
tindakan konkret.
1. Bagaimanakah penerapan inovasi perkuliahan yang menyenangkan dan menantang bagi mahasiswa
JBSI?
2. Model
perkuliahan apa sajakah yang diinovasi untuk mewujudkan perkuliahan yang
menyenangkan dan menantang bagi mahasiswa JBSI?
3. Bagaimanakah mempersiapkan
perkuliahan yang menyenangkan dan menantang bagi mahasiswa JBSI?
Untuk
menjawab permasalahan di atas, berikut ini tindakan yang dilakukan.
Tabel 1: Tindakan untuk Inovasi Perkuliahan
No
|
Aspek
|
Tindakan
|
Metode
|
1.
|
Penerapan inovasi perkuliahan
|
Menerapkan berdasarkan perencanaan, pengimplementasian, dan
pengevaluasian perkuliahan
|
1.
Peta pikiran
2.
Berkelanjutan
3.
Fungsional
|
2.
|
Proses yang
diinovasi
|
Pengidentifikasian
masalah, pengembangan
bahan perkuliahan, dan penerapan proses perkuliahan yang inovatif
|
1. Observasi
2. Curah gagasan
3. Fungsional
|
3.
|
Cara melaksanakan perkuliahan
|
Intensifikasi penginovasian, pelaksanaann,
dan kontrol rutin
|
1. Kreativitas
inovasi
2. Fungsional
|
1. Penerapan Inovasi Perkuliahan
Penerapan
program inovasi perkuliahan dilaksanakan melalui tindakan berupa perencanaan,
pengimplementasian, dan pengevaluasiaan dengan menggunakan metode peta pikiran, berkelanjutan,
dan fungsional.
a.
Perencanaan
Tindakan
yang dilakukan pertama kali adalah perencanaan perkuliahan dengan berdasarkan fakta dan
data objektif berkaitan dengan kebutuhan
belajar mahasiswa di JBSI. Fakta dan data diperoleh melalui observasi
langsung, wawancara dengan mahasiswa, dan pemtaan pikiran yang mendukung. Observasi langsung dilaksanakan
dengan mengecek langsung kondisi
dan suasana mahasiswa yang akan menempuh perkuliahan dari sisi kapasitas, mata kuliah yang
ditempuh, dan karakteristiknya. Hasil pengecekan langsung terlihat bahwa
perkulaihan yang diampu memerlukan sentuhan.
Kemudian,
berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa diperoleh informasi bahwa mereka
memerlukan inovasi yang
menyenangkan dan menantang dalam perkuliahan yang lebih baik sehingga
dapat meningkatkan daya belajar
mereka. Hasil wawancara dan observasi langsung tersebut kemudian
digunakan untuk bahan
penyusunan perencanaan perkuliahan yang menyenangkan dan menantang.
b. Pengimplementasian
Pengimplementasian
dilaksanakan dengan metode
curah gagasan, maju berkelanjutan, dan fungsional. Penerapan metode inovatif yang menyenangkan
diatur berdasarkan irama perkuliahan melalui pola segmentasi. Sejak 2005, dilaksanakan
inovasi perkuliahan dengan
cara melibatkan mahasiswa. Berikut ini pengemplementasian yang dilakukan.
(1)
Orientasi perkuliahan di awal pertemuan.
Mahasiswa diajak untuk melihat selintas pandang perkuliahan yang akan dijalani
dengan skema materi perkuliahan dan sumber belajar yang harus dipenuhi. Tiap
mahasiswa diberikan kertas kosong untuk diisi keinginan dirinya dalam menempuh
perkuliahan. Mereka menuliskan panjang lebar tentang harapan dan pendalaman
yang akan dilakukan. Kertas itu kemudian dipilah berdasarkan kesamaan.
Kemudian, gagasan dari kertas yang diisi itu dibicarakan bersama. Selanjutnya,
mahasiswa melakukan kontrak belajar. Komentar mahasiswa rata-rata
menyatakan setuju dengan cara tersebut
dan isinya memberikan informasi baru serta memotivasi dirinya.
(2)
Penyamaan buku catatan. Setiap perkuliahan,
mahasiswa diwajibkan membawa buku tulis yang diperuntukkan khusus mencatat
perkuliahan yang dijalani. Mahasiswa dilarang menggunakan kertas lepas-lepas
atau binder yang berisi aneka catatan perkuliahan dari mata kuliah yang
berbeda. Buku itu menjadi alat mahasiswa untuk membuat catatan, skema, tabel,
dan peta pikiran. Mahasiswa sangat senang dengan pola itu karenan membantu
mereka untuk berkonsentrasi tanpa harus mencari-cari catatan di minggu lalu di
kertas lain yang terpisah.
(3)
Penggunaan metode perkuliahan yang
berbeda-beda, bervariasi, dan multifungsi. Berbagai metode perkuliahan
digunakan agar mahasiswa senang dan merasa tertantang. Mahasiswa tidak akan
pernah dapat menebak system perkuliahan yang akan dijalani karena selalu
berganti metode perkuliahannya. Metode itu adalah kartu konsep,
Think-Pair-Share, pindah gambar, presentasi, eksplorasi materi di alam, debat,
film, pictogram, peta pikiran, tempel makna, refleksi, dan penugasan pasangan.
Mahasiswa merasakan ada nilai lebih yang diperoleh berkaitan dengan materi
perkuliahan.
(4)
Pemanfaatan sumber belajar dari berbagai tempat.
Mahasiswa dibebaskan mendapatkan konsep keilmuan dari perkuliahan melalui
sumber apa saja. Yang terpenting, mahasiswa dapat mempertanggungjawabkan sumber
itu. Internet lebih banyak dimanfaatkan dibandingkan dengan membaca buku di
ruang baca jurusan.
(5)
Refleksi perkuliahan secara rutin. Setiap
menjelang akhir perkuliahan, mahasiswa selalu merefleksikan perkuliahan di hari
itu secara bergantian. Mereka mengungkapkan kesan yang diperoleh dalam
berkuliah di hari itu. Kadang isinya, mereka merasakan suka, tidak suka, waktu
kurang, lelah, dan sebagainya. Refleksi itu bermanfaat untuk mengautkan
perolehan mahasiswa dalam belajarnya, bahan evaluasi perkuliahan di hari
berikutnya.
(6)
Blog pribadi. Secara berkala, perkuliahan juga
ditunjang oleh informasi yang diunggah di blog penulis. Dengan begitu,
mahasiswa dapat dengan leluasa mendapatkan informasi perkuliahan. Blog itu
adalah www.garduguru.blogspot.com
yang didesain sejak 2008.
c. Pengevaluasian
Pengevaluasian
dilaksanakan melalui dua cara, yakni pengevaluasian rutin dan bertahap.
Pengevaluasian rutin dilaksanakan setiap minggu dengan cara observasi langsung
dan wawancara dengan mahasiswa berkaitan dengan keberlangsungan perkuliahan. Selain itu, evaluasi belajar
dilakukan sesuai ketentuan, yakni midsemester dan ujian akhir semester.
Portofolio mahasiswa yang dipamerkan di akhir perkuliahan juga menjadi bahan
penilaian.
E.
Simpulan
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penerapan inovasi perkuliahan yang menyenangkan dan menantang bagi mahasiswa JBSI
dilaksanakan dengan cara simultan, bertahap, fungsional, dan maju
berkelanjutan. Penerapan menggunakan sistem fasilitating dengan mahasiswa.
2. Proses
perkuliahan yang diinovasi untuk mewujudkan perkuliahan yang
menyenangkan dan menantang bagi
mahasiswa JBSI meliputi perencanaan,
awal kuliah, penerapan metode perkuliahan, refleksi, dan portofolio tugas
mahasiswa, dan buku catatan kuliah.
3. Cara pelaksanaan
perkuliahan yang menyenangkan dan menantang mahasiswa JBSI dilaksanakan melalui variasi metode, keakraban, pemanfaatan sarana
perkuliahan, dan pembebasan mahasiswa mencari sumber belajar.
Pengakuan
pihak terkait telah diperoleh dari mahasiswa, dosen, tamu lokal, nasional, dan
internasional. Tamu internasional yang dimaksud adalah mahasiswa dan dosen UBD
dalam rangka studi banding ke JBSI. Mereka melihat dan mencermati hasil pekerjaan mahasiswa berupa dokumen
dan media kreatif untuk pembelajaran yang dipajang di lemari kaca kelas. Hasil
perkuliahan dikembangkan ke dalam buku tulisan penulis, yakni “Teknik
Pembelajaran Bahasa dan Sastra” (SIC, 2004); “Permainan Penunjang Pembelajaran
Bahasa” (Grasindo, 2006); “Menjelajah Pembelajaran Inovatif” (Masmedia, 2010).
Beberapa mahasiswa jurusan lain meminta penulis sebagai validator media
pembelajaran yang dibuatnya dalam rangka skripsi. Semoga, pengakuan itu
diikuti oleh mitra lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar