Senin, 20 Desember 2010

Guru di Mata Mbok Siti (89)

Tiba-tiba ban sepeda motorku kehilangan angin alias gembos saat aku hendak pulang dari rumah Mbok Siti. Terpaksa aku menuntunnya untuk kubawa ke tukang tambal yang jaraknya agak jauh. Tiba-tiba, Mbok Siti menghampiriku karena tahu aku menuntun sepeda motor dengan susah payah.

"Kok dituntun anakku?", tanya Mbok dengan lirih.
"Angin ban menghilang, Mbok", jawabku sambil memegangi ban yang gembos itu.
"Tidak apa-apa, Nak. Khan masih ada tukang tambal ban", jawab Mbok untuk menghiburku.
"Cobalah perhatikan, anakku. Kita tahu ban itu gembos karena kelihatan ban itu penyet dan kosong anginnya", kata Mbok yang selalu sabar dalam setiap kesempatan. Begitu pula, kita akan cepat tahu siswa di kelas belum ada isinya dengan penanda luarnya, seperti mata yang sayu, gerakan lambat, geleng-geleng kepala, atau tanda-tanda lainnya. Kalau sudah tehu begitu, siswa perlu diperhatikan dengan seksama. Guru hebat harus teramat paham dengan gejala seperti itu sehingga dapat dengan cepat membahagiakan siswa dengan mengembalikan kepercayaannya.

Tidak ada komentar: