Oleh
Suyatno
Mengapa
setiap tahun banyak lembaga memeringati hari kelahiran dengan penuh suka cita?
Itu semua dilakukan untuk memasuki dunia introspeksi dalam melihat kemajuan
dinamis lembaga tersebut. Selain itu, peringatan merupakan energi untuk
menguatkan peran siklus selanjutnya. Kira-kira, Universitas Negeri Surabaya
ber-Dies Natalis ke-51 juga beralasan untuk berintropeksi diri sambil mengukur
dinamika kemajuan selama ini. Energi yang diperoleh adalah suka cita dalam
menjalani tugas kependidikan dan keilmuan bagi masyarakat yang penuh dengan
pemikiran itu.
Jadi,
Dies Natalis ke-51 Unesa bukanlah sekadar rutinitas, bagi-bagi dana, dan
bersenang-senang semata. Dies Natalis ke-51 Unesa diperingati untuk melihat lebih
jauh ke depan berdasarkan perjalanan yang lama dan kekinian. Ke depan kira-kira
Unesa akan bertampang seperti apa? Jalan yang strategis mana yang harus
ditempuh? Saat ini, sudah seberapa menggembirakan Unesa itu? Kehendak pendiri
masa lampau apakah sudah terlihat di masa kini? Itulah pertanyaan yang
menggelembung dalam sanubari warga Unesa di bawah paying peringatan ulang
tahun.
Berbagai
olahraga dilombakan untuk warga Unesa. Loma tersebut merupakan tanda bahwa
kesehatan, sportivitas, dan keakraban masih menjadi pegangan kunci Unesa.
Lembaga pendidikan sebesar Unesa tidak akan berjalan dengan baik jika warganya
sakit-sakitan, tidak sportif, dan beregoisitas tinggi. Jadi lomba itu merupakan
tanda dan simbol. Begitu juga lomba yang lainnya diadakan untuk memunculkan
kunci instropeksi diri.
Seminar,
orkestra, jalan sehat, bakti sosial, pidato ilmiah, bazaar, unjuk gelar
kreativitas mahasiswa, pameran terbuka, dan lainnya dilaksanakan dengan penuh
senyum dan gembira karena kemampuannya memberikan sinyal dalam mengukur
dinamika yang sedang berjalan. Itulah sebuah tekad yang mantap dalam memasuki
dunia siklus tahunan untuk memperbaiki diri. Dies natalis merupakan momentum
untuk mengoreksi kedalaman sambil bersuka ria.
Tulisan
reflektif yang dituangkan ke dalam artikel dari para dosen, yang kemudian
disatukan dalam buku antologi merupakan gagasan yang menarik untuk dilirik.
Banyak gagasan baru yang mampu memberikan masukan berharga bagi dunia nyata. Di
samping itu, isi tulisan mencerminkan kekayaan gagasan yang berguna bagi
pemikiran berikutnya. Buku antologi itu juga merupakan simbol dan tanda bahwa
Unesa semakin maju berdinamisasi.
Dies
natalis ke-51 kali ini memang menjanjikan bagi jiwa yang terus tumbuh dan
berkembang. Janji itu terpukau dalam pengalaman langsung yang digelar dengan
gebyar di Desember 2015. Betapa Unesa masih bergairah dalam menjalankan tugas
keperguruantinggiannya. Senyum mengembang mengawal semua warga dalam ber-Dies
natalis.
Dunia
atas dan dunia bawah, dunia mikro dan dunia makro tidak akan pernah bersatu
dalam satu jiwa manakala hanya larut dalam tugas yang penat terus-menerus.
Kedua dunia yang berdikotomis, bersisi yang berbeda tentu memerlukan sarana
penyatuan yang cair. Penyatuan itu diperlukan agar jalinan kerja dapat menyatu
tanpa alasan individu nyang mengental. Kedua dunia itu dapat dipersatukan salah
satunya lewat dies natalis. Oleh karena itu, jangan heran jika lembaga lain
merayakan ulang tahun dengan hingar-bingar dengan dana yang minta ampun
banyaknya. Itu semua untuk menguatkan energi penyatuan secara lahir dan batin.
Jadi,
jika Unesa ber-Dies natalis ke-51 dengan senyum merupakan perilaku yang sudah
tepat. Energi lama diperbarui menjadi energi baru yang mampu memberikan warna
pada tahun berikutnya. Kenangan dies natalis ke-51 sampai saat ini masih
dirasakan energinya. Kenangan itu kelak menjadi asupan dalam berkiprah
membangun Unesa dari tahun ke tahun. Unesa terlihat seirama dengan nuansa
senyum yang datang dari semua warga Unesa.
Perubahan
selalu memerlukan titik lihat yang mampu dimasuki untuk melihat kedalaman dan
keluasan. Titik lihat itu berada saat momentum hari ulang tahun. Dalam ulang
tahun kali ini, titik lihat sangat memberikan sinar terang sehingga Unesa dapat
dengan mudah berintropeksi. Bravo Unesa. Panjanglah umurmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar