Selasa, 02 Februari 2016

Kapan Guru Dianggap Mampu?

Rasanya, tiada henti-hentinya guru dirundung ucapan negatif, seperti tidak mampu, skor rendah, jalan di tempat, susah maju, dan seterusnya. Bahkan, ucapan negatif yang datang dari segala sudut (pemerintah, masyarakat, kepala sekolah, dinas pendidikan) itu menurunkan martabat guru di mata siswa dan orang tua. Bisa jadi, orang tua sering mencerca guru ketika anaknya ditangani dengan omelan atau sentuhan lainnya yang niatnya untuk memperbaiki sikap anak gara-gara martabat guru yang diturunkan oleh isu yang selalu populer, yakni ucapan negatif itu.

Kita tidak sadar bahwa ucapan negatif yang terus-menerus disampaikan akan membentuk antipati yang mendalam dalam diri seseorang. Begitu pula dengan ucapan negatif yang ditujukan kepada guru akan membentuk sikap dan pikiran antipati terhadap guru. Ucapan itu menjadi sebuah pembenaran bagi masyarakat yang ujung-ujungnya menurunkan kredibilitas guru. Dampaknya, guru saat ini seakan menjadi pesakitan bagi semua orang.

Padahal, guru sudah berbuat banyak untuk tumbuh kembang siswanya. Semua siswa yang melewati SD hampir semua dapat membaca dan berhitung. Tentu, itu semua wujud keberhasilan guru. Siswa dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan skor lumayan, tentu juga hasil kinerja guru. Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh para lulusan tentu berkat sentuhan guru. Jadi, guru sebenarnya sudah berbuat. Namun, hasil kinerja guru tersebut masih saja dianggap belum memadai sehingga ucapan negatif bertubi-tubi datang ke guru.

Kalau guru harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kinerja memang itulah yang diharapkan. Guru hebat adalah guru yang terus-menerus belajar sampai titik akhir hidupnya. Dia merupakan sosok yang sadar atas segala kekurangan. Oleh karena itu, tiada hari tanpa belajar bagi guru.

Hanya saja, kewibawaan guru harus dijaga agar kredibilitasnya juga meningkat. Untuk itu, marilah mulai memuliakan tugas guru agar masyarakat juga turut mengangkat kewibawaan tersebut. Jika akan mengerjakan sebuah projek dalam rangka memperbaiki guru janganlah berangkat dari keburukan guru. Keburukan guru hanya akan menguatkan antipati kepadanya.

Tidak ada komentar: