Saat ini, ketika dunia sudah di abad canggih, pembelajaran dengan cara guru berkuasa sudah tidak dipentingkan lagi. Guru yang jahat, berteriak, memarahi, siswa sebagai objek yang dianggap masih bodoh, dan bahkan menyakiti fisik anak sudah tidak musim. Pembelajaran yang seperti itu hanya terjadi ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda dahulu lalu diikuti oleh guru yang pernah dididik pada era penjajah itu.
Memang, pembelajaran zaman Belanda dahulu berkesan. Namun, kesan yang dimunculkan hanya kesan saat disakiti semata. Materi pembelajaran malah lepas dari rekaman otak. Tak jarang orang bercerita tentang kesan disakiti itu. Misalnya saja, ada yang mengatakan, "Saya dulu dijewer guru gara-gara tidak membawa buku PR." Ada pula yang mengatakan seperti ini. "Aku dulu dijemur di lapangan gara-gara terlambat." Begitulah kesan yang muncul dari mereka yang pernah mengalami perlakuan guru yang sok jagoan mengajar.
Era guru penjajah itu tentu sudah lewat. Saat ini pembelajaran harus menyenangkan bagi siswanya. Siswa yang senang suasana batinnya akan mampu menyimpan materi pelajaran yang diperoleh dalam alam bawah sadarnya. Buatlah pembelajaran itu berkesan dengan cara menyenangkan, bermedia kreatif, komunikatif, dan dekat dengan anak. Pembelajaran yang demikian itu merupakan perwujudan pembelajaran yang ramah anak.
Banyak contoh guru yang saat ini sudah melakukan pembelajaran ramah anak. Mereka menggunakan aneka model pembelajaran sesuai dengan konteksnya. Kasyu, ranting, botol bekas, kertas, daun, atau apa saja dapat dipakai sebagai media pembelajaran. Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar