Tidak mau tertinggal dengan guru-guru di sekolah lain, guru SMAN 1 Kongbeng Kutai Timur mengikuti workshop PTK yang dibimbing langsung oleh Dr. Suyatno, M.Pd. dan Dr. Djuli Djatipambudi, M.S. di perpustakaan sekolah. Mereka syik mendalami konsep PTK lalu menuliskan proposal PTK. Proposal tersebut pada smester genap akan dilaksanakan di kelas. Pada tahun 2012, laporan PTK diharapkan dapat diwujudkan.
SMAN 1 Kongbeng terletak kurang lebih 200 km dari Sangata, ibukota Kutai Timur arah ke barat laut atau 160 km dari Berau arah barat daya. Sekolah tersebut masih baru karena baru lima tahun yang lalu didirikan di tengah kompleks permukiman dayak Miau baru. Guru-gurunya relatif masih mudah, belum semua bidang studi terpenuhi gurunya, dan mereka berasal dari berbagai daerah dan beragam suku.
Guru-guru tampak serius mendalami PTK dengan langsung menuliskan di laptop masing-masing. "Kami tidak mau kalah dari sekolah lain, Pak", kata Asmadi, Kepala Sekolah SMAN 1 Kongbeng. Oleh karena itu, semester depan, proposal ini harus diwujudkan ke dalam laporan sehingga ada dokumen PTK yang memang dilaksanakan.
PTK itu bukan momok yang harus dijauhi melainkan kewajiban guru untuk membuatnya. Bukankah semua guru pasti mempunyai roblem dalam mengajarnya? Berangkat dari problem kelas itulah, PTK dilakukan guru untuk memperbaiki problem. Jadi, masalah PTK harus berangkat dari kelas yang diasuh oleh guru.
1 komentar:
Bagus Pak.. ini ada satu masalah pembelajaran dari sekian banyak permasalahan pembelajaran. Mudah2an nanti bisa dijadikan PTK,. agar di dapatkan solusi yang tepat.
Posting Komentar