Andai guru apa saja pandai meramu bahan pembelajaran dengan cerita yang menarik tentu siswa akan lebih mempunyai daya serap yang tinggi. Bukankah pada hakikatnya anak lebih suka dengan cerita daripada penyampaian materi tanpa bungkus. Apalagi, jika guru meramu cerita dengan bumbu alur, suara, dan media yang tepat, cerita akan nikmat disadap oleh siswa. Permasalahannya, banyak guru yang tidak suka dengan cerita.
Ada langkah praktis yang perlu diikuti guru yang akan menggunakan cerita sebagai teknik mengajarnya. Mula-mula, guru harus menentukan topik yang akan dibahas berdasarkan kompetensi dasarnya. Topik itu diurai menjadi beberapa subtopik atau segmen. Kemudian, tambahkan tokoh untuk mengemas topik. Tokoh boleh manusia atau binatang bahkan tumbuhan yang dapat berbicara. Lalu, masukkan setting sesuai dengan karakter topik. Apakah setting berupa rumah, sawah, hutan, angkasa, atau apa saja tidak menjadi soal. Setelah setting, masukkan juga alur sesuai dengan tahapan topik. Alur biasanya disusun dari umum ke khusus, khusus ke umum, dekat ke jauh, dan sebagainya. Kemudian, berpeganglah dengan tema inti yang pada hakikatnya sama dengan inti.
Penataan di atas belum cukup. Guru perlu menambahkan media yang dapat menguatkan cerita. Media boleh gambar, benda, gerakan jari, atau apa saja. Lalu, mainkan tinggi dan rendah suara guru berdasarkan isi cerita. Pilih waktu yang tepat. Perhatikan reaksi siswa. Lalu, bergeraklah berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Paling akhir, masuklah ke dunia siswa dengan akrab dan bersahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar