Rabu, 30 September 2009

Dari Konferensi Pemuda Internasional, "Pendidikan Tanamkan Nilai Perdamaian"

Pendidikan memiliki peran penting untuk menanamkan pemahaman dan nilai perdamaian bagi generasi muda. Langkah ini penting untuk menciptakan kehidupan bersama yang jauh dari kekerasan.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia di UNESCO Arief Rahman seusai pembukaan Konferensi Pemuda Internasional bertajuk ”The Role of Youth to Establish Peace, Toward a Future World without Violent Radicalization,” di Provinsi Banten, Selasa (29/9).

Konferensi pemuda yang dihadiri 150 pemuda dari 20 negara di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, itu untuk berbagi informasi serta pengalaman di negaranya masing-masing dalam menghadapi tindak kekerasan. Konferensi ini dibuka Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault di Banten, Selasa (29/9).

Konferensi yang digagas UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) bekerja sama dengan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga serta Pemerintah Provinsi Banten ini merupakan wujud keprihatinan terhadap pemuda dan anak-anak yang sering menjadi korban kekerasan.

Pemuda dari lima benua tersebut mendiskusikan rekomendasi yang akan dibawa dalam Sidang Tahunan UNESCO di Paris pada Jumat (2/10) mendatang. Rekomendasi yang disebut sebagai Deklarasi Banten ini diharapkan bisa menjadi masukan pada sidang tahunan tersebut.

”Indonesia dipilih sebagai tempat konferensi karena dianggap sebagai laboratorium kehidupan manusia di dunia karena memiliki kebhinekaan kultur, agama, dan keragaman lainnya,” ujar Arief Rahman.

Indonesia juga dinilai memiliki prestasi karena memiliki Undang-Undang (UU) Kepemudaan yang akan dijadikan masukan bagi negara-negara di dunia yang belum memiliki UU serupa.

Arief mengatakan bahwa ada empat tema yang melandasi rekomendasi Deklarasi Banten, yakni peranan pendidikan, peranan pemuda dan olahraga, peranan media, dan peranan masyarakat.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Banten Iin Mansyur mengatakan, Deklarasi Banten merupakan hasil pembahasan dan kesepakatan peserta konferensi, yang ingin mencegah kekerasan dan radikalisme di dunia. Serta keinginan agar pemuda dapat berperan dalam menjaga dan meningkatkan perdamaian dunia. ”Itulah yang akan dirumuskan dalam konferensi pemuda ini,” katanya.

Konferensi ini juga diikuti wakil dari Komite Nasional Pemuda Indonesia, organisasi pemuda, perwakilan dari beberapa provinsi di Indonesia, unsur perguruan tinggi, dan individu yang peduli masalah kepemudaan dan internasional.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengapresiasi penyelenggaraan konferensi yang bertujuan mendorong kehidupan damai di seluruh dunia. Dipilihnya Banten sebagai tempat konferensi diharapkan dapat memperkenalkan Banten dan ragam potensinya kepada dunia internasional. (Sumber: Kompas Cetak, Rabu, 30 September 2009/CAS)

Tidak ada komentar: