Rabu, 03 Juni 2009

Guru di Mata Mbok Siti (52)

"Ke mana saja selama ini, anakku?", tanya Mbok Siti. "Aku pikir, kamu sudah lupa dengan kehidupan desa yang jauh dari kesempurnaan ini", tambahnya. Aku tersipu malu. Cepat-cepat aku tutupi dengan alasan. "Maaf Mbok, rasa hati ingin ke sini terus tapi banyak tugas yang harus diselesaikan", jawabku sekenanya. "He.He.He. Gak apa-apa kok", sahut Mbok yang memakai baju hitamnya dengan tertawa. "Aku sangat rindu untuk bertemu. Entah mengapa rindu itu terjadi. Banyak hal yang akan aku omongkan", ungkapnya.
"Anakku, guru harus mempunyai kerinduan kepada murid-muridnya meski rindu itu harus terjadi", kata Mbok dengan pelan. Apalah arti sebuah hubungan antara guru dengan murid jika tidak dibalut dengan kerinduan yang mendalam. Yang dikatakan guru itu ketika dia bertemu dengan muridnya. "Saat guru bertemu dengan muridnya, saat itulah kata guru benar-benar menemukan maknanya, anakku", jelasnya. Aku mengamini saja. "Untuk itu, jangan lepaskan ikatan hubungan antara guru dengan murid sekecil apapun", tambah Mbok yang beruban itu. Dari hubungan itulah terjalin pemindahan isi kesempurnaan dari guru ke murid.

Tidak ada komentar: