Belajar dengan hasil tinggi biasanya diperoleh dari kegiatan yang praktik langsung. Hasilnya dapat 80% melekat di pikiran dan ingatan anak. Pola itulah yang dipakai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro dalam melaksanakan pelatihan Bela Negara dan Pemberantasan Narkoba bagi siswa SMA/SMK/MA se-Kabupaten Bjonegoro.
Saat itu, ada 50 siswa yang duduk melingkar untuk menentukan naskah yang akan dipentaskan dua hari kelak. Mereka ramai berdebat untuk menentukan peran anggota dalam pementasan yang akan ditonton 300-an siswa yang diundang untuk menikmati pentas mereka. Isi debat terfokus pada bela negara dan antinarkoba. Suasana terlihat riuh. Selang satu jam, wakil mereka berani menyatakan kalau naskah gambaran naskah dan pementasan selesai.
Mereka sangat cepat menentukan topik, membuat kerangka naskah, dan menentukan tokoh yang akan pentas. Kecepatan itu terjadi setelah paginya mereka mendapatkan materi tentang bela negara dan antinarkoba. Setelah mengumpulkan naskah kasar, mereka pulang.
Hari kedua, 50-an peserta itu mendapatkan suntikan motivasi berbangsa dan bernegara oleh Garduguru. Mereka mengeluarkan semangat yang tinggi karena motivasi disajikan dengan cara menarik, lewat lagu, gerakan, yel, dan pembisikan. Siswa yang masih tumbuh pemahaman berbangsa dan bernegara itu semakin mengentalkan konsepnya untuk pementasan. Kemudian, tim Binmas Polres Bojonegoro dan Tim Antinarkoba juga menguatkan kembali aspek yang paling penting menjadi pemuda pelopor.
Siangnya, mereka membagi peran untuk melatih diri sesuai dengan naskah. Di tempat lain, ada siswa yang mulai menyiapkan properti. Mereka terlihat asyik. Panitia pengarah memberikan bimbingan intensif didampingi Garduguru. "Pementasan besok harus terpola dengan serius seperti pertunjukkan pada umumnya," kata Suyanto, panitia yang mendampingi. Dengan begitu, penjiwaan siswa sangat maksimal.
Pembelajaran dengan praktik berdrama memang sangat memberikan hasil yang melimpah. Bahkan, kenangan pentas akan dikenang sampai anak tersebut menjadi tua. Mereka akan bercerita pengalaman pentas ke anak cucunya.
Untuk itu, pelatihan bela negara sangat tepat jika dilakukan dengan cara pentas. Jangan hanya sekadar ceramah untuk menguatkan bela negara keada siswa. Jika hanya ceramah, kapasitas pengetahuannya akan habis hanya tiga bulan berikutnya.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 7--10 Februari di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro itu memang sangat berkesan. Siswa menyatakan bahwa kegiatan semacam ini sangat memberikan kesan yang tidak dilupakan. "Jiwa kami demi Indonesia," teriak salah satu siswa. Apalagi, yang dipentaskan adalah adegan perjuangan bangsa seperti perobekan bendera Belanda di Surabaya, Perang gerilya, penolakan pemuda terhadap narkoba, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar