Kamis, 13 Desember 2012

Hanya 10 Persen Guru PAUD Penuhi Kualifikasi

Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PAUDNI) dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD masih sangat minim dan hanya sedikit saja yang memenuhi kualifikasi.

Kasubdit P2TK PAUDNI, Direktorat Pembinaan PAUD, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Masyur, mengungkapkan dari data yang dimiliki P2TK saat ini, khusus untuk guru TK/PAUD berjumlah sekitar 252 ribu. Dari jumlah itu baru sekitar 60 ribu yang terdaftar.

“Dan dari data yang ada juga bisa dihutung baru sekitar 10 persen yang benar-benar memenuhi kualifikasi,” kata Mansyur di Jakarta, Rabu (12/12).

Karena itu, Kemdikbud melalui Direktorat Pembinaan PAUD mulai bulan ini juga akan menerapkan sejumlah strategi untuk membantu ketersediaan guru PAUDNI, terutama di daerah. Salah satunya menjalin kerjasama dengan istri gubernur dan walikota se-Indonesia.

“Kita memanfaatkan penobatan Bunda PAUD, dan akan mengundang semua istri gubernur dan walikota untuk mendukung dan membantu memfasilitasi program ini di daerah,” jelasnya.

Dalam perubahan kurikulum baru 2013, pemerintah belum menyentuh pola pembinaan terhadap anak-anak usia dini. Namun menurut Mantan Wakil Menteri Pendidikan, Fasli Jalal, kurikulum untuk PAUDNI tidak perlu ketat, tapi prosesnya yang harus diperhatikan. Karena esensi pendidikan PAUD adalah bermain.

Sehingga, lanjut dia, pola pendidikan di PAUD harus menyenangkan bagi anak untuk mengembangkan baik kapasitas intelektual, kemampuan tumbuh dan berkembangnya bidang emosional, spiritual, juga otot halus, otot kasar dan juga kemampuan bersosialisasi.

“Nah sebetulnya kurikulumnya di situ sebenarnya, tinggal lagi strategi mengajarnya guru dan menggunakan berbagai media pembelajaran. Karena itu, kalau gurunya dilatih dengan baik sebetulnya kurikulumnya adalah anaknya itu sendiri, dan itu bisa difasilitasi dengan baik oleh guru,” tutur Fasli Jalal.

Ditambahkannya, peran terberat pemerintah dan lembaga-lemnbaga PAUD saat ini adalah melatih guru-guru PAUD dan memastikan guru yang menyentuh anak-anak memiliki kemampuan minimal, sehingga dimanapun dia melakukan, apapun bentuk satuan pendidikannya, guru tersebut harus menguasai prinsip-prinsip dasarnya.(Sumber: JPNN/fat)

Tidak ada komentar: