Karena guru juga manusia, tentu, resah juga akan dimiliki juga olehnya. Hanya saja, jika guru resah bertubi-tubi dan berkali-kali di depan siswanya, tentu, resah juga akan turut mengganggu hasil belajar siswa. Betapa tidak. Siswa akan tertulari resah juga. Oleh karena itu, meskipun guru resah, sedapatnya, keresahan itu dapat disembunyikan dari amatan siswa.
Jangan sampai, guru inginnya mencetak generasi yang gembira, semangat, dan optimis kustru berbalik menjadi generasi resah, pesimistis, penakut, dan perundung malu. Nah, sedapatnya juga, guru dapat memanajemeni resah miliknya.
Resah atas prestasi siswa yang dicapai selama ini yang menurun tentu diharapkan untuk segera diganti dengan tindakan yang positif. Resah yang semacam itu diperbolehkan. Yang tidak boleh adalah resah berkepanjangan dan tidak berkaitan dengan pendidikan bagi siswanya.
jadi, guru tidak boleh resah sentimentil yang berkepanjangan. Resah diperbolehkan asal untuk kemajuan pendidikan siswanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar